Jagongan atau dalam bahasa Indonesia
duduk-duduk. Dalam masyarakat Seponti sebagian besar sangatlah mengenal tradisi
jagongan ini, yang konon dari nenek moyang dengan tujuan untuk menambah rasa
persaudaraan dan tali silaturahmi. Dalam prakteknya, memang benar jika tradisi
yang diterapkan ini banyak nilai positifnya. Masyarakat pada dasarnya mempunyai
kesibukan masing-masing entah itu dalam mengurusi duniawi ataupun akhirat.
Sebagian besar jarang masyarakat meluangkan waktu untuk melakukan silaturahmi ketempak saudara apalagi
tetangga setempat. Seiring banyak nya media yang mengelabuhi hal itu juga
pengaruh karena masyarakat juga terlalu capek karena efek mata pencaharian nya
adalah petani dan buruh. Kegiatan atau tradisi “jagongan” adalah upaya atau
media untuk masyarakat lebih menggiatkan dalam arti lebih bisa bertemu,
berkumpul, dan bercanda ria. Tradisi jagongan ini dilakukan masyarakat setelah
seseorang pasang kekasih telah mempunyai momongan baru. Uniknya jagongan ini
tidak hanya dilakukan hanya sekali dalam lahiran, ketika mempunyai anak yang
kedua, ketiga dan bahkan seterusnya tradisi ini tetap dilakukan. Tradisi
jagongan ini juga akhir akhir ini merambah kepada masyarakat setempat, mungkin
msyarakat mulai sadar pentingnya kumpul dan duduk duduk bersama untuk
memunculkan ide dan gagasan kreatif. Salah satu contoh keberhasilan dari tradisi jagongan yang sekarang terkenal
di masyarakat sana kental akan kelompok tani nya. Dalam hal ini, sudah jelas
tradisi yang telah lahir dari nenek moyang sangatlah banyak pengaruh dalam hal
positif untuk kelangsungan hidup dalam masyarakat. Namun dengan berkembang nya
media budaya semacam itu hampir tergeser, karena pemuda tidak memperhatikan hal
positifnya. Pemuda beranggapan bahwasanya kumpulan seperti itu hanya membuang
–buang waktu dan menimbulkan banyak dosa
karena ini dan itu dibandingkan memegang sarana prasarana media. Secara
analisa, karena saya sering mengikuti tradisi itu dan tradisi itu juga menjadi
tradsi yang paling saya gemari. Karena apa? Karena tradisi itu, banyak
masyrakat setempat, keluarga dan bahkan saudara jauh pun datang. Artinya mulai terjalin
lagi tali silaturahmi yang telah memudar, namun sayang nya hal itu hanya
sebagian besar dilakukan ketika ada orang yang melahirkan. Ditangkap dari segi
kekeluargaan itu dapat, karena tidak lepas bahwasanya tamu itu raja. Nah di
tradisi itu tamu sangatlah di hargai bagaikan keluarga sendiri, hidangan bergam
makanan disediakan bahkan membentuk group group lagi untuk bermain main.
Tradisi ini berlangsung hingga pemberian nama anak yang lahir itu, artinya
dilakukan 4-5 hari.
Thursday, November 12, 2015
Home »
Permainan dan Budaya
» Tradisi” Jagongan” Sebagai Bentuk Tali Silaturahmi
0 komentar:
Post a Comment