Thursday, October 27, 2016

Wajib Baca! Jangan Pernah Ukur Cinta Pasanganmu dengan Keprawanan


Pernahkah kah kita jatuh cinta? Tentu kita pernah mengalami jatuh cinta, dan cara kita jatuh cinta juga masing-masing pasti berbeda. Beranggapan cinta itu berasal dari mata turun kehati, sebagian setuju dengan kalimat tersebut sebagian juga menyangkal tergantung kita memaknai cinta itu seperti apa. Intinya cinta itu ada dan kita pasti pernah merasakannya, karena cinta memang diciptakan untuk manusia untuk rasa saling mengasihi dan menyayangi.

Namun sempurnakah cinta kita selama ini?. Tergantung kita pemilik dan penyalur cinta yang bisa menilai dan mengukur kesempurnan cinta itu, semua dirasakan dalam penerapan ketika menjalin suatu hubungan. Sebelum membahas jauh soal cinta kita ambil kisah sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan kurun waktu satu tahun sebelum melangsungkan pernikahannya. Sepasang kekasih ini menjalin hubungan setelah masing-masing dari mereka memutuskan berkomitment untuk menikah.  
Seorang wanita yang menjalin hubungan dengan laki-laki yang sekarang dicintainya berlatar belakang telah menjalin hubungan dengan laki-laki lain sebelumnya. Hubungan wanita itu dengan mantan kekasihnya cukup lama, karena merasa nyaman dan merasa laki-laki itu terbaik wanita itu pasrah dan memberikan segalanya yang diminta termasuk kehormatannya. Pada akhirnya mereka terjebak dalam sebuah hubungan yang mengakibatkan wanita itu kehilangan kehormatan. Selang beberapa minggu, setelah melakukan perbuatan kotor tersebut nasib wanita itu ditinggalkan laki-laki yang dicintainya.
Setelah kejadian itu wanita tersebut bersedih yang berkelangsungan cukup lama. Merasa kehormatannya telah direnggut wanita itu memutuskan untuk menyendiri karena trauma. Namun lagi-lagi cinta berkata lain setelah pertemuan dengan laki-laki yang sekarang bersamanya wanita itu mulai membuka hati kembali dan menjalin hubungan sejauh ini selama satu tahun. Karena dengan umur yang sudah matang untuk menikah, mereka berkomitmen setahun setelah pacaran berniat untuk melangsungkan pernikhannya.
Suatu ketika laki-laki itu menanyakan dengan pertanyaan yang mengundang wanita tersebut bingung akan menjawabnya. Karena setahun berjalan dan memang saling mencintai, wanita itu mencoba menjawab pertanyaan kekasihnya dan berbohong dengan jawaban yang disampaikannya lantaran takut kehormatannya yang telah hilang dengan mantannya diketahui. Laki-laki itu percaya dan tidak menanyakan yang berkelanjutan, hari demi hari berlalu dan suatu ketika wanita itu mencoba memberanikan untuk mengakui kesalahannya kepada kekasihnya. Wanita tersebut sangat mencintai dan tidak mau membuat kekasihnya kecewa ketika nanti sudah menikah baru mengetahuinya.
Pertemuan disebuah tempat yang sederhana yang telah disiapkan, wanita itu menggenggam erat tangan kekasihnya dan  mencoba memberikan diri untuk menyampaikan aibnya. Laki-laki itu bingung lantaran wanita yang dicintainya tiba-tiba meneteskan air mata, waktu berlangung wanita itu telah menyampaikan apa yang telah diperbuat. Namun takdir cinta telah berkata lain dan menuntun mereka, dengan bijak laki-laki itu menjawab aku siap dengan kondisi apapun yang pernah kamu lakukan dimasa lalumu, sebab aku akan belajar mencintaimu dengan segala kekurangan dan ketulusanku. Karena aku sadar aku juga banyak kekurangan kekasihku, mendengar jawaban bijak tersebut wanita itu langsung memuluk kekasihnya dengan banjiran air mata. Waktu yang ditunggu selama ini telah tiba dan mereka melangsungkan hari suci itu dan mereka berbahagia karena saling mencintai.
Diatas realita yang dikutip dari seorang laki-laki yang berjiwa besar dengan kesempurnaan memiliki cinta sejati. Tidak akan habis jika membahas tentang cinta, karena cinta sangat banyak mengandung arti dan terkadang membingungkan. Setiap orang menafsirkan cinta dengan porsi-porsi yang telah dimiliki. Porsi tersebut ada dari sebuah pengalaman yang telah dilalui dalam menjalin sebuah cinta, adapula dari  anggapan dan mengartikan cinta itu dengan realita dan rasa hati yang ada.
Belakangan ini fenomena keperawanan sangat viral dan sering dibicarakan, faktanya sekarang banyak yang melakukan hubungan sebelum menikah. Hal itu ditandai dengan kenakalan remaja yang terpengaruh akan  budaya dan hal-hal yang menjerumuskannya. Sebuah fenomena yang kerap terjadi adalah sepasang kekasih yang sedang menjalin hubungan biasa selalu menanyakan akan keperawanan itu kepada kekasihnya. Parahnya dengan rasa tidak percaya seakan-akan menginginkan dengan menguji coba pasangannya. Tindakan yang miris bukan, karena efek dari hal tersebut jika tidak didasari dengan cinta yang kuat akan berakhir tragis.
Sungguh miris jika kita lalui hubungan dengan kebodohan pemikiran yang demikian? Lalu pentingkah perawan atau tidak perawan tersebut, sebenarnya penting jika dilihat dari segi nilai-nilai yang ada. Namun akan bertolak belakang dengan kalimat cinta, cinta tidak akan memepermasalahkan perawan atau tidaknya, seperti yang dilakukan sepasang kekasih diatas dan banyak lagi diluaran sana yang seperti itu. Kenapa demikian?, fakta jika perawan penting untuk mempertahankan nilai-nilai jelas itu tidak bisa dihindari. Mengingat dari segi nilai kehormatan sangat penting apalagi segi nilai agama yang sudah ditata sedemikian rupa.
Lantas bagaimana dengan yang berdasar cinta? Bukti realita dan sudah menjadi hal biasa artinya tidak tabu lagi jika orang menikah dengan janda, atau gadis yang sudah tidak perwan lagi. Sebab cinta yang didasari dengan tulus dan kuat tidak lagi mempertimbangkan hal-hal yang demikian. Cinta yang akan dibangun pasti akan memilih jalan bersama kekasihnya yang siap menerima masing-masing dari kekurangan yang dimiliki. Jika seorang laki-laki menikahi gadis yang pernah melakukan hubungan dengan mantan kekasihnya, akan menjadi biasa jika niat dan cintanya tulus namun akan fatal jika cintanya tidak kuat. Hal yang demikian tidak menjadi efek yang berpengaruh karna letak cinta di atas semua itu.
Berbanggalah jika kita menjadi laki-laki pemilik cinta sejati yang tulus, yang tidak pernah mengukur pasangan kita dari segi lainnya termasuk kekurangannya. Cinta seharusnya memang seperti itu, tidak pernah menilai fisik tidak memandang kekurangan dan kelebihan. Karena cinta adalah anugerah yang tidak pernah salah, karena dengan cinta semua bisa menjadi indah. Pertanyaan besar menunggu di akhir tulisan ini “Apakah pantas jika kita mengukur cinta dengan keperawanan kekasih kita?, jawaban nya tidak. Dasar-dasar cinta bukan menjauhi dan menolak kekurangan pasangan kita, cinta yang tulus berasal dari dalam hati yang tidak akan terkalahkan walau dengan hal yang demikian. Kita bisa belajar banyak dari orang-orang disekeliling kita yang memiliki jiwa besar, karena cinta tidak mengedepankan nafsu belaka.
Paparan diatas memang benar beranggapan bahwa cinta dan nafsu itu berbeda tipis, namun dengan perbedaan yang sangat tipis naluri lah yang mampu menjawab mana cinta yang sebenarnya. Jika benar mencintai masih memikirkan masalah keperawanan atau tidak itu belum sepenuhnya. Niatkan dan jangan pernah mengungkit apa yang menjadi kekurangan, karena jika terusilakukan hanya akan manambah beban yang akan menghancurkan sebuah hubungan. Tidak salah jika kita menerima segala kekurangan  kekasih kita dengan menutupi nya dengan kelebihan yang kita miliki begitu juga sebalikny
Jadi jangan pernah menyalahkan kekasih dan mengukur cinta dengan keperawanan kekasihmu. Mungkin masa lalunya gelap, namun tidak untuk sekarang. Mereka hadir dan siap dengan perubahan baiknya, akan menaruh sejuta kebahagiaan yang lebih dan sekali lagi jangan mengukur cinta dengan keperawanan.
Indonesia Sumbersekar, Dau, Malang, Jawa Timur, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com