Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam masyarakat dan
lingkup kehidupan sehari-hari semakin kompleks dan modern, usaha dan berbagai
informasi yang diserap semakin banyak dan tidak terkontrol. Hal itu terbukti
dengan hadirnya media baru yang sangat berpengaruh dan memanjakan para
pengguna. Seperti hadirnya media baru yang lahir setelah media tradisional
semakin merabah dalam konteks pemberitaan.
Berita merupakan pusat
informasi yang aktual pada hakikatnya. Akan tetapi sekarang ini berita banyak
yang disajikan dengan hal-hal yang penuh dengan kepalsuan dan tidak
bertanggungjawab. Saat ini banyak pemberitaan palsu melalui media baru yakni
portal yang semakin berkembang. Fenomena itu kerap terjadi akan tetapi pembaca
tidak sadar bahwa sedang dalam masa penggiringan untuk dimanfaatkan sebagai
salah satu alternatif membantu menyebarkan berita itu sendiri.
Pembaca terkadang hanya
membaca judul besar dan tidak membaca sepenuhnya isi berita dan langsung
menyebarkan tanpa teliti dan paham isi berita. Hal itulah yang menjadi alasan
penulis mengangkat fenomena ini karena menarik dan penting sebagai acuan dan
pengetahuan kedepannya terhadap pembaca.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar
belakang diatas maka penulis merumuskan :
1. Apakah indikator yang
digunakan portal berita abal-abal untuk menarik minat baca?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui indikator portal berita abal-abal untuk mempengaruhi daya
tarik minat baca.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan sebagai pijakan supaya tidak
terpengaruh dengan berita-berita palsu yang beredar.
3. Sebagai penyelesaian tugas akhir mata kuliah industri media massa.
Bab II
Pembahasan
A. Komunikasi Massa
Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia ( human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik, yang melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publisistik
dimulai satu setengah abad setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes
Gutenberg. Sejak itu dimulai suatu zaman yang dikenal dengan zaman publisistik
atau awal dari era komunikasi massa. Sebaliknya, zaman sebelumnya dikenal
sebagai zaman publisistik.
Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur (source), pesan (message),
saluran (channel) dan penerima (eceiver) serta efek (effect). Menurut Harold D.
Lasswell guna memahami komunikasi massa, kita harus mengerti unsur-unsur itu
yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which
channel to whom and with what effect?
Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder,
interpreter dan encoder. Komunikasi massa mendecode lingkungan sekitar untuk
kita,mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan
dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal
yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga
berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati
kehidupan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara
hubungan kita dengan masyarakat lain srta menyampaikan kebudayaan baru kepada
anggota-anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa
mempuanyai kemampuan memperluas pandangan, pendengaran dalam jarak yang hampir
tidak terbatas,dan dapat melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas.
(Wiryanto, 2006)
B. Media Online
Kamus Besar Bahasa
Indonesia bahwa arti “media” yaitu alat (sarana) komuniksi, seperti koran, majalah,
radio, televisi, film, poster dan spanduk. Akan tetapi pada dasarnya media
online merupakan media yang memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman
media. Salah satunya adalah muncul media baru dengan sajian portal-portal yang
menarik. Dari sisi industri, biaya produksi media dan tentu saja alat produksi
yang semakin murah dan canggih menyebabkan kemunculan media secara massal.
Ini tidak terlepas dari
karakteristik internet itu sendiri yang berbeda dibandingkan media komunikasi
tradisional seperti surat-menyurat, surat kabar, radio, dan televisi. Salah
satu karakteristik itu yaitu sifat jejaring (network). Jejaring ini tidak hanya
diartikan sebagai infrasetruktur yang menghubungkan antar komputerdan perangkat
keras lainnya,namun juga menghubungkan antar individu. Hubungan atau jejaring
itu tidak hanya bertipe koneksi dengan dua individu, tetapi juga dapat
melibatkan jumlah individu yang bahkan tidak dibatasi. Pada dasarnya
karakteristik jejaring ini memiliki tipe jaringan yang dibuatnya, yakni local
area network (LAN atau Ethernet) dan a wide area network (WAN).
Joost van Loon (2006)
menyatakan, bahwa kata jejaring tidak lagi mewakili terminologi informasi
semata, tetapi juga telah melebar pada terminologi dibidang antropologi,
sosiologi, budaya dan ilmu sosial lainnya yang kadang terminologinya semakin
berkembang karena adanya proses mobilitas dari masyarakat, komoditas, kapital,
tanda-tanda hingga informasi yang berkembangdi dunia global.( Dr.Rulli
Nasrullah,M.Si. 2014)
C. Berita Palsu
Pendeketan penggabungan informasi (information-integration) bagi pelaku
komunikasi berpusat pada cara kita mengakumulasi dan mengatur informasi tentang
semua orang, objek, situasi dan gagasan yang membentuk sikap atau kecenderungan
untuk bertindak dengan cara yang positif atau negatif terhadap beberapa objek.
Pendekatan gabungan informasi adalah salah satu model paling populer yang
menawarkan untuk menjelaskan pembentukan informasi dan perubahan sikap. Model
ini bermula dengan konsep kognisi yang digambarkan sebagai sebuah kekuatan
sistem interaksi. Informasi adalah salah satu dari kekuatan tersebut dan
berpotensi untuk memengaruhi sebuah sistem kepercayaaan atau sikap individu.
Sebuah sikap dianggap sebagai akumulasi dari informasi tentang sebuah
objek,seseorang, situasi atau pengalaman.
Dua variabel sangat nampaknya memiliki peranan penting dalam memengaruhi
perubahan sikap. Pertama adalah valence atau arahan. Valence mengacu pada pada
apakah informasi mendukung keyakinan anda atau menyengkal mereka. Ketika
informasi menyongkong keyakinan anda, maka informasi tersebut mempunyai valence
“positif”. Ketika tidak menyongkong maka valence”negatif”. Variabe kedua yang memengaruhi
dampak dari informasi adalah bobot yang anda berikan terhadap informasi.
(Stephen W. Littlejohn,2009)
Berita palsu yang
beredar yang disebar oleh portal abal-abal semakin banyak dan tidak tentu
arahnya, seperti kasus berita diatas yang menggabarkan salah satu bintang sepak
bola internasional meninggal. Pada kenyataannya sampai sekarang pemain
internasional C. Ronaldo masih hidup dan masih berkecipung dibidang olahraga
sepak bola. Pada hakikatnya penyebaran isu-isu atau berita palsu seperti itu
hanyalah pemanfaatan pemilik media sebagai ladang berbisnis.
Banyak dampak yang akan terjadi jika portal abal-abal ini tidak dihentikan,
seperti yang telah dikutip dari buku Stephen dua variabel dampak positif dan
negatif. Dalam kondisi dan segi sajian seperti berita diatas maka sudah dapat
disimpulkan banyak negatifnya untuk para pembaca yang buta akan informasi dari
luar yang akan mengakibatkan terpengaruh dan terprovokasi untuk membantu
menyebarkan berita itu karena terihat menarik.
D. Indikator Berita Palsu
Menarik Minat Baca
Pada teori media baru
dijelaskan yang menandai periode baru yang mana tekhnologi semakin interaktif
dengan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Hal
ini terjadi dengan menggunakan media sebagai sebuah ritual bersama yang mungkin
atau tidak mungkin menggunakan interaksi bersama sehingga banyak yang
beranggapan dan memanfaatkan sebagai bisnis dengan melakukan pembohongan pubik.
Salah satu media baru
adalah penyajian berita melalui portal yang telah didesain dengan konvergensi
media. Sering dijumpai bahwa manajemen kesan dalam ungkapan duka dan
pemberitaan palsu di portal abal-abal sering ditemukan akhir-akhir ini. Bahkan
media yang berpengaruh dan besar terkadang masih salah dalam pemberitaan, semua
itu terkait dari proses baik dari reporter, editor da lain sebagainya. Seperti yang dijelaskan diatas terkait
pemberitaan C. Ronaldo telah meninggal dan masih banyak lagi contoh-contoh
berita palsu dari portal abal-abal.
Sepintas terlihat dalam
karakteristik media baru Gane and Beer
(2008:71) memberikan ulasan tentang karakteristik media baru, yakni archive atau bisa disebut dengan istilah
penyimpanan (arsip). Dalam media baru yakni portal berita harus benar-benar
memahami dalam rangka memberikan informasi itu sendiri supaya tidak merugikan
pembaca.
Seperti pada kasus
berita yang disajikan oleh portal abal-abal yang beredar dan mempengaruhi pola
pikir pembaca. Dalam aksinya portal abal-abal menyajikan berita palsu dengan
menggunakan bahasa yang menarik dan membawa pada situasi emosianal pembaca.
Selain itu tampak jelas sering menggunakan judul dengan huruf kapital, bahasa
menarik dan memengaruhi untuk meyakinkan pembaca.
Pada kasus yang
terlihat seperti pemberitaan-pemberitaan palsu yang memiliki nilai berita
sangat berpengaruh terhadap pembaca dan menstimulus pembaca untuk terprovokasi
dan membuatnya membantu menyebarkan. Pertanyaan besarnya adalah bagaimana portal
abal-abal itu semakin berkembang dan semakin berpengaruh dalam menarik minat
baca? Jawabannya adalah terletak pada pembaca dan interaksi yang ditimbulkan
setelah membaca berita tersebut. Kebanyakan pembaca melihat judul yang menarik
dengan bahasa yang emosional tanpa mengetahui dan membaca isinya langsung
meng-share dalam ranah publik.
Salah satu pengaruh
besarnya adalah kita sebagai pembaca
yang menerima notifikasi dan mencoba membagikan kepada teman, keluarga dan
bahkan publik dari portal abal-abal yang menipu menyebarkan berita yang belum
benar. Pengaruh besar demikian akan membuat “rating” semakin tinggi dan semakin
banyak yang tertarik untuk membuat portal abal-abal demi memenuhi click keuntungan semata.
Menariknya kesan duka
atau berita palsu yang disampaikan seoalah –olah menjadi kedekatan sehingga
pengunjung tidak sadar bahwa menambahkan atau mengkonstruk pesan yang
menunjukan kedekatan pengunjung dengan orang atau kasus yang diberitakan.
Selanjutnya pengunjung memanfaatkan kolom yang telah disediakan dan
seoalah-olah berbicara menanggapinya.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Pada dasarnya inilah
“keajaiban” media baru yang mewakili berbagai hal dengan berbagai fenomena yang
ada. Semuanya terlihat baik ketika digunakan dalam hal positif dibidang
informasi dan pemberitaan. Beberapa aspek merupakan karakteristik media baru
terhadap media tradisional salah satunya segi pemberitaan melalui portal.
Kepemilikan media
adalah salah satu bukti nyata dan tidak dapat dipungkiri sebagai salah satu
kepentingan semata . Akan tetapi jika mengingat kode etik jurnalistik
pemberitaan sebuah berita atau informasi palsu sangat fatal dan melanggar kode
etik. Oleh karena itu harus ada pengawasan terkait portal-portal berita resmi
maupun tidak resmi guna mempertahankan kode etik.
Terkait pemberitaan dan
informasi palsu pembaca harus lebih paham untuk memilih dan membaca apalagi
menyebarkan ke area publik. Dalam hal ini harus lebih tanggap dan lebih dalam
memilih dan membaca terkait notifikasi portal abal-abal.
B. Solusi
Harus ada ketegasan pemblokiran situs atau portal abal-abal demi
berjalannya efektivitas yang realitas dalam sebuah pemberitaan dan informasi.
Daftar Pustaka
Littlejhon,Stephen W. 2009. Teori
Komunikassi Theories of Humman Communication. Jakarta : Selemba Humanika
Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan
Riset Media Siber (CYBERMEDIA). Jakarta : Kencana Prenadamedia Group
Wiryanto. 2006.Teori Komunikasi Massa.
Jakarta : PT. Grasindo
0 komentar:
Post a Comment