Thursday, October 13, 2016

Makalah Portal Berita Abal-Abal Untuk Menarik Minat Baca




Bab I
Pendahuluan

A.      Latar Belakang
Dalam masyarakat dan lingkup kehidupan sehari-hari semakin kompleks dan modern, usaha dan berbagai informasi yang diserap semakin banyak dan tidak terkontrol. Hal itu terbukti dengan hadirnya media baru yang sangat berpengaruh dan memanjakan para pengguna. Seperti hadirnya media baru yang lahir setelah media tradisional semakin merabah dalam konteks pemberitaan.
Berita merupakan pusat informasi yang aktual pada hakikatnya. Akan tetapi sekarang ini berita banyak yang disajikan dengan hal-hal yang penuh dengan kepalsuan dan tidak bertanggungjawab. Saat ini banyak pemberitaan palsu melalui media baru yakni portal yang semakin berkembang. Fenomena itu kerap terjadi akan tetapi pembaca tidak sadar bahwa sedang dalam masa penggiringan untuk dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif membantu menyebarkan berita itu sendiri.
Pembaca terkadang hanya membaca judul besar dan tidak membaca sepenuhnya isi berita dan langsung menyebarkan tanpa teliti dan paham isi berita. Hal itulah yang menjadi alasan penulis mengangkat fenomena ini karena menarik dan penting sebagai acuan dan pengetahuan kedepannya terhadap pembaca.

B.       Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan :
1. Apakah indikator yang digunakan portal berita abal-abal untuk menarik minat baca?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui indikator portal berita abal-abal untuk mempengaruhi daya tarik minat baca.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan sebagai pijakan supaya tidak terpengaruh dengan berita-berita palsu yang beredar.
3. Sebagai penyelesaian tugas akhir mata kuliah industri media massa.
Bab II
Pembahasan
A.    Komunikasi Massa
Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia ( human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publisistik dimulai satu setengah abad setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Sejak itu dimulai suatu zaman yang dikenal dengan zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa. Sebaliknya, zaman sebelumnya dikenal sebagai zaman publisistik.
Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur (source), pesan (message), saluran (channel) dan penerima (eceiver) serta efek (effect). Menurut Harold D. Lasswell guna memahami komunikasi massa, kita harus mengerti unsur-unsur itu yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which channel to whom and with what effect?
Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter dan encoder. Komunikasi massa mendecode lingkungan sekitar untuk kita,mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain srta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa mempuanyai kemampuan memperluas pandangan, pendengaran dalam jarak yang hampir tidak terbatas,dan dapat melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas. (Wiryanto, 2006)

B.     Media Online
Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa arti “media” yaitu alat (sarana) komuniksi, seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk. Akan tetapi pada dasarnya media online merupakan media yang memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media. Salah satunya adalah muncul media baru dengan sajian portal-portal yang menarik. Dari sisi industri, biaya produksi media dan tentu saja alat produksi yang semakin murah dan canggih menyebabkan kemunculan media secara massal.
Ini tidak terlepas dari karakteristik internet itu sendiri yang berbeda dibandingkan media komunikasi tradisional seperti surat-menyurat, surat kabar, radio, dan televisi. Salah satu karakteristik itu yaitu sifat jejaring (network). Jejaring ini tidak hanya diartikan sebagai infrasetruktur yang menghubungkan antar komputerdan perangkat keras lainnya,namun juga menghubungkan antar individu. Hubungan atau jejaring itu tidak hanya bertipe koneksi dengan dua individu, tetapi juga dapat melibatkan jumlah individu yang bahkan tidak dibatasi. Pada dasarnya karakteristik jejaring ini memiliki tipe jaringan yang dibuatnya, yakni local area network (LAN atau Ethernet) dan a wide area network (WAN).
Joost van Loon (2006) menyatakan, bahwa kata jejaring tidak lagi mewakili terminologi informasi semata, tetapi juga telah melebar pada terminologi dibidang antropologi, sosiologi, budaya dan ilmu sosial lainnya yang kadang terminologinya semakin berkembang karena adanya proses mobilitas dari masyarakat, komoditas, kapital, tanda-tanda hingga informasi yang berkembangdi dunia global.( Dr.Rulli Nasrullah,M.Si. 2014)

C.    Berita Palsu
Pendeketan penggabungan informasi (information-integration) bagi pelaku komunikasi berpusat pada cara kita mengakumulasi dan mengatur informasi tentang semua orang, objek, situasi dan gagasan yang membentuk sikap atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara yang positif atau negatif terhadap beberapa objek. Pendekatan gabungan informasi adalah salah satu model paling populer yang menawarkan untuk menjelaskan pembentukan informasi dan perubahan sikap. Model ini bermula dengan konsep kognisi yang digambarkan sebagai sebuah kekuatan sistem interaksi. Informasi adalah salah satu dari kekuatan tersebut dan berpotensi untuk memengaruhi sebuah sistem kepercayaaan atau sikap individu. Sebuah sikap dianggap sebagai akumulasi dari informasi tentang sebuah objek,seseorang, situasi atau pengalaman.
Dua variabel sangat nampaknya memiliki peranan penting dalam memengaruhi perubahan sikap. Pertama adalah valence atau arahan. Valence mengacu pada pada apakah informasi mendukung keyakinan anda atau menyengkal mereka. Ketika informasi menyongkong keyakinan anda, maka informasi tersebut mempunyai valence “positif”. Ketika tidak menyongkong maka valence”negatif”. Variabe kedua yang memengaruhi dampak dari informasi adalah bobot yang anda berikan terhadap informasi. (Stephen W. Littlejohn,2009)

Berita palsu yang beredar yang disebar oleh portal abal-abal semakin banyak dan tidak tentu arahnya, seperti kasus berita diatas yang menggabarkan salah satu bintang sepak bola internasional meninggal. Pada kenyataannya sampai sekarang pemain internasional C. Ronaldo masih hidup dan masih berkecipung dibidang olahraga sepak bola. Pada hakikatnya penyebaran isu-isu atau berita palsu seperti itu hanyalah pemanfaatan pemilik media sebagai ladang berbisnis.
Banyak dampak yang akan terjadi jika portal abal-abal ini tidak dihentikan, seperti yang telah dikutip dari buku Stephen dua variabel dampak positif dan negatif. Dalam kondisi dan segi sajian seperti berita diatas maka sudah dapat disimpulkan banyak negatifnya untuk para pembaca yang buta akan informasi dari luar yang akan mengakibatkan terpengaruh dan terprovokasi untuk membantu menyebarkan berita itu karena terihat menarik.
           
D.    Indikator Berita Palsu Menarik Minat Baca
Pada teori media baru dijelaskan yang menandai periode baru yang mana tekhnologi semakin interaktif dengan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Hal ini terjadi dengan menggunakan media sebagai sebuah ritual bersama yang mungkin atau tidak mungkin menggunakan interaksi bersama sehingga banyak yang beranggapan dan memanfaatkan sebagai bisnis dengan melakukan pembohongan pubik.
Salah satu media baru adalah penyajian berita melalui portal yang telah didesain dengan konvergensi media. Sering dijumpai bahwa manajemen kesan dalam ungkapan duka dan pemberitaan palsu di portal abal-abal sering ditemukan akhir-akhir ini. Bahkan media yang berpengaruh dan besar terkadang masih salah dalam pemberitaan, semua itu terkait dari proses baik dari reporter, editor da lain sebagainya.  Seperti yang dijelaskan diatas terkait pemberitaan C. Ronaldo telah meninggal dan masih banyak lagi contoh-contoh berita palsu dari portal abal-abal.
Sepintas terlihat dalam karakteristik media baru  Gane and Beer (2008:71) memberikan ulasan tentang karakteristik media baru, yakni archive atau bisa disebut dengan istilah penyimpanan (arsip). Dalam media baru yakni portal berita harus benar-benar memahami dalam rangka memberikan informasi itu sendiri supaya tidak merugikan pembaca.
Seperti pada kasus berita yang disajikan oleh portal abal-abal yang beredar dan mempengaruhi pola pikir pembaca. Dalam aksinya portal abal-abal menyajikan berita palsu dengan menggunakan bahasa yang menarik dan membawa pada situasi emosianal pembaca. Selain itu tampak jelas sering menggunakan judul dengan huruf kapital, bahasa menarik dan memengaruhi untuk meyakinkan pembaca.
Pada kasus yang terlihat seperti pemberitaan-pemberitaan palsu yang memiliki nilai berita sangat berpengaruh terhadap pembaca dan menstimulus pembaca untuk terprovokasi dan membuatnya membantu menyebarkan. Pertanyaan besarnya adalah bagaimana portal abal-abal itu semakin berkembang dan semakin berpengaruh dalam menarik minat baca? Jawabannya adalah terletak pada pembaca dan interaksi yang ditimbulkan setelah membaca berita tersebut. Kebanyakan pembaca melihat judul yang menarik dengan bahasa yang emosional tanpa mengetahui dan membaca isinya langsung meng-share dalam ranah publik.
Salah satu pengaruh besarnya  adalah kita sebagai pembaca yang menerima notifikasi dan mencoba membagikan kepada teman, keluarga dan bahkan publik dari portal abal-abal yang menipu menyebarkan berita yang belum benar. Pengaruh besar demikian akan membuat “rating” semakin tinggi dan semakin banyak yang tertarik untuk membuat portal abal-abal demi memenuhi click keuntungan semata.
Menariknya kesan duka atau berita palsu yang disampaikan seoalah –olah menjadi kedekatan sehingga pengunjung tidak sadar bahwa menambahkan atau mengkonstruk pesan yang menunjukan kedekatan pengunjung dengan orang atau kasus yang diberitakan. Selanjutnya pengunjung memanfaatkan kolom yang telah disediakan dan seoalah-olah berbicara menanggapinya.




Bab III
Penutup

A.      Kesimpulan
Pada dasarnya inilah “keajaiban” media baru yang mewakili berbagai hal dengan berbagai fenomena yang ada. Semuanya terlihat baik ketika digunakan dalam hal positif dibidang informasi dan pemberitaan. Beberapa aspek merupakan karakteristik media baru terhadap media tradisional salah satunya segi pemberitaan melalui portal.
Kepemilikan media adalah salah satu bukti nyata dan tidak dapat dipungkiri sebagai salah satu kepentingan semata . Akan tetapi jika mengingat kode etik jurnalistik pemberitaan sebuah berita atau informasi palsu sangat fatal dan melanggar kode etik. Oleh karena itu harus ada pengawasan terkait portal-portal berita resmi maupun tidak resmi guna mempertahankan kode etik.
Terkait pemberitaan dan informasi palsu pembaca harus lebih paham untuk memilih dan membaca apalagi menyebarkan ke area publik. Dalam hal ini harus lebih tanggap dan lebih dalam memilih dan membaca terkait notifikasi portal abal-abal.

B.       Solusi
Harus ada ketegasan pemblokiran situs atau portal abal-abal demi berjalannya efektivitas yang realitas dalam sebuah pemberitaan dan informasi.


Daftar Pustaka
Littlejhon,Stephen W. 2009. Teori Komunikassi Theories of Humman Communication. Jakarta : Selemba Humanika
Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (CYBERMEDIA). Jakarta : Kencana Prenadamedia Group
Wiryanto. 2006.Teori Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Grasindo

Indonesia Sumbersekar, Dau, Malang, East Java, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com