Saturday, January 16, 2016

Bahagia Itu Sederhana | Cerpen Inspirasi

Suatu hari ada seorang pemuda dengan besar hati menjadi sukarelawan mengumpulkan dana untuk pembanguan sebuah masjid. Pemuda itu terjun dan berhadapan langsung dengan masyarakat setempat dan sekitarnya. Pemuda yang berjalan dengan langkah gigih dan semangat dengan tujuan mulia itu mengantarkan pada sebuah keajaiban. Pemuda yang mendatangi rumah-kerumah menemukan arti sebuah kehidupan dan kebahagiaan sesungguhnya. Jelas kejadian istimewa itu pasti selalu teringat dan terukir selalu dalam hati pemuda yang baik hati itu.
republikas.co.id
Cerita pada mulanya seorang pemuda berjalan dengan tekat dan rasa optimisme mendapatkan ide untuk menemui beberapa orang-orang yang terpandang dan kaya di lingkungan masyrakat untuk mencari dana sumbangan. Satu persatu didatangi lah semua rumah orang-orang kaya tersebut oleh sang pemuda, setelah beberapa kali masuk pemuda ini terasa haus. Dari kesekian para orang kaya yang ia temui tidak ada sekalipun yang memberikan unjukan setetes air minum. Dengan bekal tekat yang kuat pemuda tidak melontarkan kata mengeluh sedikitpun. Pemuda hanya mencoba beristirahat dan berteduh disebuah pohon rindang yang berada disebelah barat jalan.

Dilihat dan ditunjuknya daftar-daftar yang memberi uang tersebut. Pemuda dengan cermat menghitung menemukan bahwa rata-rata uang yang didapat dari masing-masing orang kaya tidak lebih dari 50 ribu. Pemuda kaget bahwa prasangkanya tidak seperti yang ia perkirakan tetapi tetap dengan hati syukur pemuda itu mengucapkan alhamdulilah. Pemuda yang telah beberapa menit istrahat melanjutkan lagi perjalanannya dan menghampiri rumah-rumah selanjutnya. Kali ini pemuda tidak memilih-milih lagi karena pengalaman tadi sudah mengantarkan pada hal yang salah. Pemuda yang mencoba mengetuk dan memberikan salam dirumah sederhana dan terdengarlah sautan salam kemudian tidak lama terbuka lah pintu rumah sederhana itu. Dengan rasa hormat pemuda tersenyum dan menyapa, sapaan yang hangat juga diberikan oleh sang penghuni rumah sederhana itu.

Pemuda dan penghuni rumah itu bercakap sejenak diluar rumah, dengan pemuda menunjukan list daftar dalam sebuah proposal kemudian penghuni rumah langsung mempersilahkan pemuda untuk masuk kedalam rumah. Pemuda yang baik dan bertujuan mulia menjelaskan pada penghuni rumah itu apa maksud dan tujuannya. Mendengar hal itu penghuni rumah itu terkejut dan menyampaikan beberapa prtanyaan kepada pemuda, “hay pemuda kenapa engkau bercapek-capek dan bersusah payah sedangkan pemuda lain diluar sana tidak pernah peduli dengan hal ini?” pemuda yang memang berhati tulus hanya tersenyum dan menjawab “iya pak, tidak apa-apa” ucap pemuda.
Pemilik rumah yang semakin penasaran melontarkan pertanyaan kembali, pemuda nampaknya engkau haus?. Tersenyum kembali pemuda itu dan bekata tidak pak saya tidak haus dengan ucapan lembut suara pemuda itu menjawab. Jangan bohong pemuda, kelihatan dari raut dan tegukan air liurmu sedang haus dan kecapekan. Pemuda menjawab pula, tidak apa-apa pak. Kemudian pemilik rumah memanggil istrinya dan menyuruh mengambilkan minum yang disertai makanan. Setelah hidangan dihadapan pemuda, pemilik rumah menawarkan nya, silahkan diminum dan dinikmati hidangan sederhana kami anak muda. Iya pak terimakasih, ucap pemuda. Pemuda yang tetap gigih tetap melanjutkan pembicaraan tentang tujuannya dan belum menyentuh, menyicipi makanan dan minuman sedikitpun.

Beberapa wakatu telah berlalu, saking asyiknya dan nampaknya telah akrab kemudian bapak itu menggurau kan anak muda dengan berucap, kenapa tidak menggunakan uangnya untuk beli minum atau makan diperjalanan anak muda, itu kan boleh dan baik ( Sambil menyodorkan uang sumbangan ). Pemuda dengan hati bijak menjawab bukan hak saya pak. Mendengar ucapan yang keluar dari lisan anak muda itu penghuni rumah menyaut hehe hanya bercanda kok anak muda. Ya sudah silahkan diminum ucap penghuni rumah, dan pemuda itu minum dengan tegakan penuh syukur.

Tidak lama berselang suara adzan berkumandang, menunjukan waktu dzuhur telah tiba. Anak muda yang bertekatkan dan menjaga iman nya segera berpamitan untuk pergi dan sholat kemasjid. Anak muda itu bergegas meninggalkan rumah sederhana itu dengan penuh rasa terimakasih karena telah dijamu dengan suguhan minuman dan makanan ringan yang tidak ia dapatkan dari orang-orang kaya sebelumnya. Pemuda yang tulus melangkahkan kakinya kemasjid dan segera mengambil air wudhu. Imam dan jamaah lainnya telah berkumpul dan siap shalat berjamaah di masjid pemuda itu segera bergegas mengambil shaf lurusnya.

Seusai shalat panggilan yang menyeru menyebutkan “hay pemuda”, dan dengan peka pemuda itu menoleh dan kaget rupanya penghuni rumah sederhana yang memanggilnya. Pemuda itu kemudian diajak kembali kerumah sederhana itu, penghuni rumah sederhana yang masih penasaran dengan pemuda memberikan pertanyan terakhirnya. Penghuni rumah yang menyangka bahwa pemuda ini adalah pemuda baik maka mengajukan pertanyaan kembali “Hay pemuda sudah kah kamu menikah?” dengan kaget dan lisan mengucap belum pak ucap pemuda dengan senyuman. Penghuni rumah melontarkan kembali perkataan sebenarnya saya mengajak kesini lagi ada hal yang ingin saya sampaikan kepada engkau pemuda, ucap penghuni rumah. Pemuda menjawab, apa yang bapak maksud demikian?

Lantas berbicaralah penghuni rumah itu, “Pemuda sebenarnya saya ingin minta tolong, anak cacatku meminta saya untuk mencarikan suami dan sekarang sedang berbaring dirumah sakit”, ucap penghuni rumah. Apa kamu bersedia nak?, ucap lirih penghuni rumah. Pemuda bimbang dan terdiam karena tidak pernah ketemu dan mengenal gadis itu sebelumnya. Pemuda yang tadinya diam ternyata berpikir niat baik untuk menolong muncul kembali, dan pemuda menjawab dengan izin Allah saya siap demi membantu mengabulkan apa yang putri bapak minta, senyum ikhlas terlihat dari bibir anak muda tersebut.

Kemudian penghuni rumah itu berkemas dan merapiakan rumah yang ditinggali dan mengajak pemuda pergi. Mau kemana kita pak?, tanya pemuda kepada penghuni rumah. Kerumah sakit nak melihat anak saya yang cacat dan menikahkan kalian disana sekalian, ucap penghuni rumah. Beberapa jam kemudian sampailah pada tempat yang ditujunya, ternyata bukan rumah sakit yang dimaksud oleh penghuni rumah sederhana itu. Gedung mewah dan fasilitas lengkap yang berada didalamnya lah yang menyambut pemuda itu. Bingung dan bertanyalah pemuda itu pada penghuni rumah yang membawanya, kok kita kesini pak? Kan seharusnya kita menjenguk dan menikah kan saya dengan putri bapak yang cacat dirumah sakit, ucap pemuda dengan rasa bingung.

Penghuni rumah hanya tersenyum dan kemudian mengajak pemuda itu masuk kedalam istana megah itu. Penghuni rumah mempersilahkan duduk pemuda itu diruang tengah dan penghuni rumah sederhana duduk tepat dihadapannya. Kemudian penghuni rumah sederhana itu menjelaskan tentang kejadian yang telah di atur dan dirancang sedemikian rupa oleh penghuni rumah sederhana itu. Penghuni rumah sederhana itu menjelaskan bahwa sesungguhnya kehidupan yang sesungguhnya ini adalah miliknya yang menyamar sebagai penghuni rumah sederhana itu. Tidak  lama pemilik rumah megah itu memanggil putrinya, dan keluar dari balik pintu kamar nampak putri cantik dan sempurna tidak ada kecacatan pada tubuhnya.

Kemudian dia memberitahu kepada pemuda, inilah anak yang kumaksud pemuda yang akan ku izinkan menikah dengan engkau. Pemuda dengan rasa gugup dan tidak percaya akan hal itu berkata, maaf pak saya tidak bisa terlau tidak pantas untuk saya seorang miskin yang bapak tipu dan test, saya berbuat baik bukan karena manusia, saya berbuat baik semata karena Allah, ucap pemuda dengan senyuman. Dengan penjelasan yang diacungkan oleh pemuda, orang kaya itu kaget dan pada akhirnya pemuda dan gadis cantik itu tidak bersatu dengan menikah. Pemuda lebih memilih untuk tidak menerimanya karena merasa tidak pantas, dan akhirnya orang kaya itu sadar bahwa kebaikan tidak bisa ditukar dan di buat permainan. Kebaikan adalah kunci kebahagiaan.

Cerita pendek ini bisa dijadikan sebagai motivasi dan pegangan untuk hidup kita. Bahwa sebenarnya kebahagiaan itu sederhana dan tanpa kemewahan juga bisa kita rasakan. Kebahagiaan bukan semerta karena harta berlimapah dan tahta. Kebahagiaan milik kita yang tertanam tulus dalam hati.

Indonesia Jl. Perum Landungsari Indah, Dau, Malang, Jawa Timur 65151, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com