Waktu
itu mentari yang mulai tenggelam membenarkan ku dalam sebuah cerita rencana.
Aku yang memiliki rencana mencari tiket
pesawat untuk libur semesteran. Aku bersama teman ku melangkahkan kaki layaknya
pengembara.
Aku
memunculkan ide dan gurauan kepada teman ku dan dia sepakat untuk melakukan
bersama ku. Guraun ku berhasil melupakan sejenak kelelahan dan memberikan
semangat. Langkah demi langkah menghabiskan waktu yang kami miliki. Tidak putus
semangat kami pun terus mencari.
Habislah
waktu gurauan ku karena suara ribut mengusik di telinga membuat kami saling
berteriak jika harus berbicara. Kami menemukan sebuah gambar pesawat terpampang
besar dalam banner warna biru di gedung itu. Kami yang berjalan dengan cepat
tanpa memperhatikan tulisan langsung menghampiri dan masuk gedung begitu saja.
Pikir kami itu adalah jasa pelayanan travel.
Langkah
pertama kali kami masuk sukses dengan disambut wanita-wanita cantik. Kaget dan
muncul keraguan dalam hati yang tidak seperti biasa seperti di travel-travel
lain. Mata memandang keindahan tidak menghiraukan keraguan itu. Pancaran mata
dan bibir yang ringan langsng melontarkan kata kepada mbak-mbak cantik didalam
gedung itu.
Apes,
Gedung itu malah menjadi saksi bisu kami. Saking semangat dan tidak fokus
karena belum makan mungkin jawaban pelan membuat pipi kami memerah. Waktu itu,
dengan percaya diri nya saya menanyakan, mbak kalau tiket pesawat jurus.... Baru
bilang jurus sudah dapat sautan, mas mau cari tiket?, ucap salah satu mbak
cantik di gedung itu. Iya mbak jawab kami berdua dengan senyuman merona karena
sebuah harapan. Maaf mas ini bukan
layanan travel ini adalah sekolah pembinaan pramugari, ucap mbak cantik itu.
Kami
yang kaget dengan mendengar penjelasan itu langsung mengucapkan maaf dan
langkah pergi menemani. Hati yang tidak percaya mengarahkan otak untuk berpikir
dan menolehkan kepala keatas banner biru itu kembali. Rupa nya benar, bukan
travel tetapi sekolah pembinaan pramugari. Dengan lirikan yang aku lakukan
melihat mbak-mbak itu tertawa, rasanya lucu dan memalukan kejadian itu saya pun tidak berani
menoleh.
Tidak
lama, dengan sok bijak dan menahan rasa malu dari dalam karena mbak-mbak yang
cantik. Beberapa meter dari gedung itu barulah teriakan keras tawa kami
terserontak, hahaha samapai perut kami sakit.
Tawa
pun berakhir karena kami tidak mungkin terlarut dalam hal itu menimbang dalam
perjalanan dikira orang gila jadi berabe urusannya. Kami putuskan dan
melanjutkan untuk mencari agen tiket yang lain. Kami dapat pembelajaran berarti
dari apa yang kami alami. Kami bisa menjadi lebih teliti dan bisa lebih fokus
untuk lain halnya nanti dalam segala apapun. Terutama pada ku itu adalah
pengalaman memalukan dan salah satu sebagai motivasi untuk tidak ceroboh lagi. Terimakasih
senyum dan penjelasannya mbak cantik.
I love you
0 komentar:
Post a Comment