Setelah telepon berdering dan memberikan kabar bahwa pemuda itu harus menyelesaikan tugas projeknya. Pada saat itu langit yang biasanya biru terlihat gelap bertanda hujan akan turun. Merasa tanggung jawab yang diemban dan harus diselesaikan tidak menurunkan niat pemuda itu untuk pergi menyelesaikan projeknya bersama teman-temannya. Pemuda itu bergegas pergi setelah bersiap dan berkemas langsung menghampiri kedua temannya yang sudah menunggu.
Sampai
ditempat terlihat kedua temannya juga masih menunggu teman yang lainnya saat
itu terdengarlah dari kejauhan suara
kentong penjual bakso. Pemuda yang duduk manis di teras mushola sedang asik berbincang dan bergurau dengan kedua
temannya. Beberapa waktu kemudian, semakin dekat suara kentong itu dan tibalah
suara tadi dihadapan pemuda dan kedua temannya. Dengan cuaca yang mendukung salah
seorang teman laki-lak pemuda itu mengajak membeli bakso dan teman perempuannya
sepakat untuk menerima ajakan tersebut.
Perempuan
yang menjalin dekat hubungan dengan pemuda itu lantas mengajak karena ajakan
teman laki-akinya dihiraukan. Pemuda tetap saja menolak dengan berbicara lirih.
Perempuan itu menatap pemuda dengan raut muka ngambek tetapi pemuda memaksa perempuan
itu untuk tetap membeli.
Percakapan
mereka sebelum perempuan itu menghampiri penjual terlihat seperti ini, ayolah makan?
ucap perempuan itu. Pemuda dengan tersenyum dan menjawab nggak lah, kamu aja
sana yang makan, aku sudah makan tadi. Kapan? tanya perempuan itu untuk
memastikan, ya tadi lah dirumah ucap pemuda itu sembari menyakinkan. Setelah
bercakap lama karena saking ngototnya perempuan itu pemuda lantas berbicara
lirih aku tidak ada uang. Mendengar hal itu perempuan tidak menyerah mengajak
nya perempuan lantas berkata biar aku nanti yang bayarin.
Pemuda
yang berisi keras menolak dan menjawab, nggaklah kamu aja udah dibilang aku gak
bawa uang, nggak pokoknya ucap pemuda itu dengan suara lirih. Perempuan itu
meninggalkan pemuda yang masih duduk dilesehan teras mushola dan pergi
mendatangi penjual bakso keliling yang sudah menunggu. Beberapa waktu kemudian
perempuan dan teman laki-laki itu kembali duduk disamping pemuda dan nampaknya tersedia
dua sendok dipiring perempuan itu.
Perempuan
yang menaruh dua sendok rupanya sengaja menginginkan makan sepiring berdua,
demi memenuhi ajakannya tadi. Pemuda yang tadinya menolak memaksakan untuk mencicipi
karena merasa tidak enak dan menghargai perempuan yang selalu ada buat dirinya.
Terlihat teman laki-laki satunya menyantap dengan lezat dan mereka berdua pun
menikmati dan menyantap bakso tersebut. Berbeda raut perempuan itu merasa
senang ketika pemuda menyicipi bakso yang dibelinya.
Teman
laki-laki yang lahap menyantap bakso telah selesai dan perempuan yang makan
dengan kalem masih berlanjut karena tidak mungkin makan tergesa gesa. Karena pemuda
itu hanya makan beberapa bakso saja yang ada dipiring . Dibawah gerobak dorong
itu penjual duduk dan klontang -klantung menunggu mangkok yang sedang dipakai. Melihat
hal itu laki-laki yang sudah habis satu porsi
mencoba nambah karena tidak enak dengan penjual.
Pemuda
yang sambil memainkan gadget berhenti makan setelah menikmati beberapa bakso,
dan menyuruh perempuan itu melanjutkan dan menghabiskan makan baksonya. Waktu berselang,
habis dan selesai lah makan laki-laki dan perempuan itu. Setelah mengantarkan
mangkok tiba-tiba tidak disangka datang lah ibu-ibu dengan mengucapkan salam
dan menyapa dengan suara lembut.
Pemuda
itu membalas sedemikian karena posisi pemuda yang paling dekat dan mempersilahkan
ibu tersebut yang keliahatannya ada sesuatu ingin disampaikan. Ternyata benar
dengan sejumlah kertas yang digenggamannya ibu itu menyampaikan seraya menunjukan
kertas yang berisikan list donatur untuk disumbangkan di yayasan yang ada di Jakarta.
Kertas itu di berikan kepada pemuda dan pemuda itu membaca sepintas list
tersebut.
Pemuda
yang paham dan tahu maksud tujuan baik itu lantas tanpa memepertanyakan dan
memberi sanggahan pemuda itu membuka tas. Pemuda menggenggam sejumlah nominal
materi dan menyelipkan di dalam lembaran list donatur itu. Pemuda mengabalikan
kertas itu tanpa memeberikan nama atau pun tanda tangannya. Kertas yang sudah kembali
dan ditangan ibu terucap pula dari lisan ibu itu rasa teriakasih. Ibu itu bergegas
pergi dan meninggalkan pesan karena suasana menjadi diam. Perempuan itu menatap
muka pemuda dan pemuda mengalihkan karena pemuda yang tadi bilang tidak membawa
uang tiba-tiba memberikan uang kepada ibu itu yang diketahui perempuan itu.
Yang
harus diketahui disini adalah pemuda itu sebelumnya pernah mengalami trauma
karena makan bakso berlebihan sampai-sampai keluar setiap kali makan bakso. Maksud
pemuda itu untuk menutupi dengan membohongi tidak membawa uang supaya perempuan
itu tidak tersinggung. Pemuda itu berpikir tidak mungkin hal yang dialaminya
diceritakan kepada perempuan itu, tetapi kenyataannya terbongkar juga
kebohongan pemuda itu. Pesan yang dapat diambil katakanlah jujur walaupun dalam
hal apapun itu dan pentingkanlah yang membutuhkan bukan lantas menghiraukan.
0 komentar:
Post a Comment