Monday, January 18, 2016

Cerita Bisu


Bersumber dari hati
Terlihat tiga anak itu sedang bermain di halaman rumah, selang beberapa waktu salah satu ibu dari anak itu memanggil. Ibu yang memanggil dengan melambaikan tangan membuat satu temannya melihat dan memberitahu anak itu dengan menepuk dan menunjukan telunjuknya ke arah seorang ibu tersebut.
Anak itu menoleh dan mengerti maksud lambaian tangan yang meamanggil, percakapan yang tidak terdengar membuat anak itu memutuskan meninggalkan teman bermainnya sementara. Kemudian langkah menuju arah barat diseberang jalan ada sebuah toko yang akan ditujunya. Menujulah anak itu kesana dan membeli apa yang diperintahkan oleh ibunya.
Tidak lama kemudian anak itu sampai rumah kembali dengan menggedor pintu dan memberikan kepada ibunya sebuah bumbu dapur yang terbungkuskan plastik hitam. Kedua temannya masih asyik bermain dan menghampiri lagi anak tersebut untuk melanjutkan bermain bersama.
Hari mulai petang dan anak itu pulang kemudian mengambil sehelai kain masuk kamar mandi untuk membersihkan diri. Tidak lama berselang keluar dari kamar mandi duduk manislah ibu yang sudah menunggu dengan hidangan makanan. Selepas ganti baju duduklah pula anak itu dihadapan ibunya dan menyantap makanan bersama.
Selesai menyantap hidangan lezat, lelah muali terasa akan tetapi anak itu meluangkan waktu untuk membaca dan pada akhirnya ngantuk mengantarkan ia tertidur pulas. Fajar menjemput terbangunn pula anak itu dan memulai aktivitas seperti biasanya, terlihat dari jauh sosok dua orang lalui menghampiri mengajak ia bermain.
Pergilah anak itu dengan izin ibunya dan bermain seperti biasanya. Hari itu terlihat sosok seorang laki-laki kecil dengan umur yang sepantaran menghampiri ketiga anak itu. Kemudian salah satu dari anak itu deperkenalkan dengan alat canggih. Laki-laki kecil iu rupanya anak saudagar yang sedang berlibur.
Satu bulan kemudian, anak itu tidak terlihat lagi bermain bersama kedua temannya. Anak itu menyendiri dan asyik dengan alat yang digenggamnya yang diperoleh dari memaksa ibunya untuk membelikan. Anak itu tidak seperti biasanya, dia mulai tidak patuh dan selalu menyendiri dikamar berlama-lama.
 Pola makan sehari tiga kali dan keperluan lainnya yang ia lakukan secara teratur sampai-sampai lupa. Anak itu menjadi pembangkang dan sering emosi ketika dipanggil ibunya untuk disuruh. Anak itu lalai dengan rutinitas membaca sebelum tidur, anak itu hanya berfokus kepada layar kecil yang dipegangnya.
Namun semua itu hanya beberapa waktu entah kenapa mungkin kehendak Tuhan atau memang keinginan hati kecilnya yang menentang. Anak itu tiba tia jatuh sakit dan kemudian dirawat di ruang inap. Setelah sembuh anak itu sadar bahwa dirinya baru saja dirusak dan dihancurkan benda yang selalu digenggamnya setiap waktu.
Akhir cerita rupanya hati kecilnya yang menentang dan menolak berhasil menimbulkan tekat anak itu untuk meninggalkan barang tersebut. Alangkah indahnya kalau kita bisa menyadari dan memanfaatkan sesuatu pada porsinya. Dengan rasa ria dari masa sakitnya anak itu kembali kepada teman dan ibunya. Mereka yang selalu ada dan mereka yang ia sayangai dengan hangat mereka pun menyambut.
Jangan lah kamu berfokus dalam kelalaian yang akan mengantarkan kamu dalam keterpurukan, janganlah pula kamu membodohi dirimu sendiri dengan apa yang kamu lakukan.Lakukan semua pada porsinya, ingat kebahagiaan itu milik kita dengan dasar hati bukan lain itu sudah pilihan.
Indonesia Jl. Perum Landungsari Indah, Dau, Malang, Jawa Timur 65151, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com