Bab I
Pendahuluan
1.
Produk
Produk
yang kelompok kami ambil adalah sebuah pembahasan penting untuk diangkat dan
ditonton oleh khalayak, alasan mendasar kami untuk mempertahankan psikologi
anak supaya tidak dapat dirusak oleh tekhnologi. Adapun produk kami adalah “pengaruh gadget terhadap psikologi anak
-anak”.
A.
Latar
Belakang
Belakangan
ini permainan tradisional mulai jarang dipermainan dan mulai tenggelam. Dengan
munculnya gadget salah satu pengaruh besar dari hal tersebut. Saat ini
tekhnologi berkembang begitu pesat, dari tahun -ketahun banyak gadget yang
bermunculan dengan harga yang sangat terjangkau sehingga tidak lagi memandang
kalangan. Karena semua kalangan dapat memiliki yang disediakan dengan harga
yang murah.
Dengan
berkembangnya tekhnologi yang pesat itu sangat berpengaruh secara signifikan
dalam kehidupan terutama terhadap anak-anak sudah mulai diperkenalkan dengan
gadget. Sebab itu sudah menjadi biasa dan membudaya, sekarang ini dakalangan
anak anak sekolah dasar. Hal itu berpengaruh terhadap perkembangan dan pola
pikir anak tersebut dalam proses pendewasaan karena anak – anak akan berfokus
dengan tekhnologi khususnya gadget yang digunakan. Banyak orang tua yang mulai
lalai dengan membiarkan anak – anaknya bebas bermain gadget.
Faktanya
anak-anak yang sudah terbiasa menggunakan gadget akan mengalami penurunan
konsentrasi. Hal ini dapat dibuktikan karena pola pikir anak akan menjadi
singkat dan anak tidak lagi peka dan peduli dengan lingkungan sekitar. Menurut
ketua dewan pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak, Dr.Seto Mulyadi,Psi M.
Psi, “ Kebiasaan anak menggunakan gadget akan merusak kemampuan berkonsentrasi.
Memang mengasyikan, tetapi akhirnya akan terbiasa seperti itu. Sehingga seorang
anak harus fokus terhadap suatu hal, akhirnya anak susah untuk melakukan
fokus”.
Selain
efek negatif yang dikutip di atas efek negatif gadget untuk perkembangan pola
pikir anak sangatlah banyak, seperti halnya malas membaca dan menulis karena
mereka akan lebih tertarik dengan visual yang di sajikan oleh gadget tersebut. Memberikan efek candu yang sangat luar biasa
terhadap anak karena hal ini akan dilakukan anak setiap waktu, ketika bangun
tidur yang akan dilihat dan di mainkan adalah gadget. Saat makan dan dan
kemanapun tidak pernah terlepas dari tangannya.
Dampak
selanjutnya yang akan berpengaruh dalam perkembangan termasuk pola pikir anak
seperti mempengaruhi gaya hidup, menghambat perkembangan prestasi akademik,
malas melakukan banyak hal, gangguan tidur, agresif, Menurunkan kemampuan
bersosialisasi, bahayanya lagi pengaruh gadget tersebut menyerang pada
psikologi anak terutama mental mereka. Karena pengguanaan gadget yang tidak
terkontrol lagi, maka akan meningkatkan laju kecemasan anak, depresi, autisme,
gangguan perhatian, dan gangguan perilaku pada anak.
Oleh
karena itu, dari pemaparan diatas penulis akan mengangkat pentingnya permainan
tradisional dalam pengembangan karakter dan tingkah laku anak. Karena permainan
radisional merupakan alternatif yang sangat efektif jika diperkenakan oleh
orang tuanya sejak dini, karena sistem permainan tradisional ini memiliki
komunikasi yang efektif, tidak ada kekerasan, mengubah lingkungan dan tentunya
koreksi diri untuk rasa bersosial sangat tinggi dan penulis mengangkat judul “Aku dan Mainan Ku“
B.
Tujuan
1. Untuk
memperkenalkan dan melestarikan permainan tradisional
2. Mengembalikan
karakter anak yang telah kecanduan gadget yang belum seharusnya menjadi
porsinya sebab terlepas kontrol orang tua.
3. Mengajak
orang tua untuk kembali memberitahu dan mengajarkan permainan tradisional.
2.
Gambaran
Rencana Produksi
A.
Sinopsis
Film
pendek dengan judul “Aku dan Mainan Ku“
yang diperankan oleh Andrean, dan teman-teman bermainnya. Kemudian seorang anak
yang membawa dan memperkenalkan gadget kepada Andrean bernama Rangga. Film
tersebut bercerita tentang anak kecil yang mana dulunya rajin belajar dan
penurut dengan orang tuanya, sering bermain permainan tradisional sekarang
berubah semenjak diperkenalkan dengan gadget. Alasan sederhana nya karena Andrean
telah nyaman karena dimanjakan dengan tekhnologi gadget canggih. Pada akhirnya
sikap dan karakter yang dimiliki Andrean yang rajin, nurut sama orang tuanya
berubah seketika secara keseluruhan. Semenjak itu perubahan sikap dan
karakternya membuat ibunya mengeluhkan karena tiap waktu Andrean hanya sibuk
bermain dan tidak ada sosialisasi terhadap teman yang lainnya. Namun pada
akhirnya Andrean merasa kesepian dan sadar ketika mencoba bermain sama temannya
ditolak membuat dirinya ingat bahwa lebih baik dan penting dengan bermain
secara langsung sama teman sebayanya.
B.
Story
Line
“Aku dan
Permainan Ku”
Opening
Adegan dibuka dengan suasana
pedasaan dengan anak sedang bermain bersama, mereka masih bermain permainan
tradisional yaitu barongan.
Act
1. Bermain bersama pada sore hari, berlanjut Andrean dipanggil orang tuanya
untuk membelikan kebutuhan dapur. Setelah itu Andrean menemui teman bermainnya
kembali dan melanjutkan permainan. Waktu petang tiba Andrean dan teman bermainnya bergegas pulang melakukan
aktivitas kesehariannya.
Act 2. Penggambaran Rangga memperkenalkan gadget
kepada Andrean, dan setelah beberapa hari andrean mulai asik dengan gadget dan
semakin tertarik dan lupa akan permainan yang selalu dimainkan bersama
teman-temannya.
Act
3. Andrean mulai ngurung dan asik bermain gadget dikamar dan menghiraukan
panggilan ibunya.
Act
4. Karakter andrean mulai berubah, segala aktivitasnya tidak terlepas dari
gadget walaupun keadaan bangun tidur segala yang disuruh ibunya ditolak.
Act
5. Terlihat andrean bermain asik dengan gadgetnya dan dipanggil teman-temannya
tidak menghiraukan.
Act
6. Andrean yang mulai sadar meninggalkan gadgetnya dan memutuskan untuk
bergabung sama teman-teman bermainnya.
Act
7. Andrean terlihat asik dan bergabung dengan teman-teman bermainnya mereka
berkumpul dan bermain bersama.
Bab II
Pelaksanaan Kegiatan
1. Persiapan
Agar proses produksi berjalan dengan lancar dan
terarah, maka kelompok kami lakukan tahap persiapan yang matang dengan beberapa
kali pertemuan untuk menyiapkan segala macam persiapan pembuatan film pendek “Aku dan Mainan Ku”. Adapun
persiapan-persiapan yang kelompok kami lakukan adalah sebagai berikut :
a. Membuat
rencana produk dengan sebuah tulisan berbentuk proposal dan konsultasi dengan dosen
pengempu mata kuliah.
b. Mempelajari
proses pembuatan film pendek melalui film-film pendek yang berhasil memperoleh
penghargaan melalui situs youtube.com.
c. Melakukan diskusi dan bertukar pikiran dengan kelompok tentang konsep film pendek ini.
d. Mencari anak-anak yang siap dan meminta izin
kepada orang tua dengan mendatangi rumah- rumah dan pada akhirnya mendapatkan
sebanyak 8 orang pemeran yang dilakukan pada Kamis, 14 Januari 2016 mulai dari pukul 14.30
s.d 16.00 di blok K, Kel. Merjosari Kec. Lowok Waru-Malang.
e. Penyusunan
naskah skenario yang bisa menggambarkan kondisi, keunggulan dan ciri khas dari
aktor kecil, Naskah yang disusun sebanyak 7 adegan.
f. Penyusunan
pembagian tugas masing-masing anggota kelompok dalam tugas film pendek ini, termasuk menghubungi pihak-pihak yang
terlibat dalam proses pembuatan film.
g. Latihan
pengambilan gambar yang dilaksanakan kelompok beberapa kali, sebagai penunjang baik tidaknya film
nanti dan kami memiliki gambaran dan
pengalaman untuk melaksanakan proses produksi (shooting) dengan
lebih baik.
2. Perlengkapan Pembuatan Film
Dalam
produksi film pendek kelompok kami membutuhkan beberapa peralatan sebagai
penunjang pemenuhan berlangsungnya proses produksi, adapun perlengkapan yang
kami butuh kan sebagai berikut :
a. Kamera
b. Tripod
c. Mainan
anak-anak berupa barong
d. Gadget
3. Produksi (shooting)
Proses produksi berlangsung tiga kali dari dua kali yang semula direncanakan,
karena beberapa faktor kendala yang dihadapi. Lokasi pengambilan vidio
dilakukan di blok K merjosari, kec. Lowok Waru Kab. Malang- Jatim..
a. Hari
Pertama (Senin, 18 Januari 2016)
Adegan
yang diambil adalah act 1 yang
memanfaatkan momen permainan tradisional barongan dan berlangsung dengan act
selanjutnya.
b. Hari
Kedua (Selasa, 19 Januari 2016)
Adegan
yang diambil adalah act lanjutan yang berlokasi di rumah Fansier di depan
masjid.
c. Hari
Ketiga (Kamis, 21 Januari 2016)
Adegan yang diambil beberapa adegan inti dan pendukung , selain act 1 sampai dengan proses
pengambilan terakhir bisa berlangsung lancar dan relatif karena pada dasarnya
hanya adegan ringan yang dilakukan pada sehari sebelumnya. Lokasi shooting
meliputi halaman rumah warga, ruang tamu, kamar dan sekitar lingkungan desa.
4. Perbaikan (Editing)
Proses editing memakan waktu yang relatif lama karena
melibatkan banyak aplikasi komputer yang dituntut untuk detail. Berdasarkan
hasil editing, maka dari beberapa kali adegan utama berhasil dikembangkan dengan
memperhatikan sudut pengambilan gambar (video). Aplikasi software yang
digunakan adalah Vidio Pack yang
berfungsi untuk menggabungkan dan memotong file video hasil syuting dengan
tambahan efek suara. Sampai dengan proses finishing menggunakan
apikasi tersebut. Musik pengiring yang digunakan adalah lagu “Twinkle Twinkle Litle
Star”, yang dipopulerkan oleh “Jewel Kilcher” dan instrumen gamelan. Hingga
laporan ini disusun, proses editing selesai sehingga jumlah durasi film pendek
sekitar 8 menit.
5.
Pemain
a.
Rangga Bagus Eka S.W
b.
Andrean Saputera
c.
Wahyu imas Bagaswara
d.
Elok
e.
Nadin
f.
Rosyad
g.
Rasha
h.
Jami
6.
Pesan
Mengingat permainan
tradisional yang semakin hilang beberapa pesan yang dapat diambil dari film
pendek ini adalah membuat orang tua lebih peduli dan tidak membiarkan atau
membebaskan anaknya terpengaruh oleh gadget ataupun tekhnologi lain yang
berkembang. Mengingat pentingnya
peran permainan tradisional sebagai sarana komunikasi langsung bersosial dan
membentuk karakter anak, harusnya orang tua memperkenalkan. Karena berdampak sangat negatif
jika lepas kontrol dari orang tua, oleh sebab itu setelah menonton ini pesan untuk orang tua agar lebih peduli
dan memperhatikan pola anaknya dalam bermain. Pesan lain agar permaianan
tradisional dikenal dan tidak hilang jika orang tua memperkenalkan kepada
anak-anak nya pada usia dini.
7.
Kendala
Dalam
melakukan produksi film ini kami memiliki beberapa kendala yang mungkin bisa
dijadikan sebagai pelajaran untuk produksi kedepannya. Beberapa kendala awal
adalah sulit menggunakan aktor anak kecil karena ketika kami siap mereka masih
dalam proses pembelajaran. Syuting selanjutnya kami dan juga anak-anak siap cuaca
sangat tidak mendukung karena sore beberapa waktu ini selalu hujan. Jadi kami
melakukan proses syuting dipengunjung mendekati pengumpulan tugas. Banyak
kendala yang lain seperti;
a. Sulit
menggunakan anak-anak untuk melakukan syuting karena harus penuh kesabaran
dengan mengarahkan anak-anak yang baru pertama kali akting.
b. Dari
beberapa perizinan orang tua banyak penolakan.
c. Cuaca
tidak mendukung
d. Harus
beberapa kali untuk pengambilan vidio.
e. Editing
Bab III
Penutup
A.
Evaluasi Dan Masukan
Sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan sejenis di
masa mendatang, maka berikut ini berapa masukan yang didapatkan setelah
melakukan evaluasi selama pelaksanaan syuting:
a. Menyiapkan
pemain yang sesuai dengan karakternya sehingga tidak memerlukan penyesuaian
lebih lama, apalagi untuk pemain amatir dan baru, sehinga memudahkan
pengaeahan.
b. Menyiapkan
naskah skenario lebih awal untuk bisa dipelajari oleh seluruh tim produksi.
c. Melakukan
sesi latihan lebih sering dan diusahakan langsung pada tiap adegan yang terdapat
pada skenario film.
d. Menyiapkan
jadwal yang detail saat proses pengambilan vidio terkait dengan adegan-adegan (act)
yang diambil agar tidak ada adegan yang
kurang atau berulang,
e. Breefing
tentang pengenalan dan latihan sesuai dengan tugas dan fungsi dari
masing-masing tim produksi.
f. Menyiapkan setidaknya satu hari untuk menjaga
kemungkinan act yang perlu diulang sebelum akhirnya di edit.
g.
Perlu dilakukan survei lapangan dan pengecekan
peralatan selama proses persiapan dan tidak mendadak saat proses syuting.
0 komentar:
Post a Comment