Orang Tua Siswa Model Kunjungi Pengukuhan Paskibra |
Kabupaten Kayong Utara adalah salah satu kabupaten pemekaran dari kabupaten Ketapang. Kayong Utara merupakan kabupaten yang berhasil membuat program –program luar biasa untuk penunjang kemajuan di daerah untuk kedepannya. Kabupaten Kayong Utara yang membebaskan biaya kesehatan dan pendidikan menjadi salah satu keunggulan. Pada awal 2015 Kayong Utara telah berhasil mendirikan sebuah sekolah model atau kelas percontohan yang bergerak di bidang pendidikan. Sekolah tersebut merupakan usulan dari H. Hildi Hamid bupati Kayong Utara sejak tahun 2009 akan tetapi tahun 2015 sekolah model baru terealisasi.
Sejarah singkat sekolah model tersebut
didirikan adalah sebagai ajang belajar siswa yang akan mengikuti test
diperguruan tinggi “ Anak -anak Kabupaten Kayong Utara yang mengikuti test
perguruan tinggi kedinasan banyak yang tidak lulus, mereka banyak gugur pada
test fisik dan tertulisnya” ujar Hildi Hamid. Oleh sebab itu, kelas percontohan
menjadi salah satu wadah yang didiriakn yang bertujuan membantu kualitas siswa dalam
fisik maupun pola pikir. Untuk kedepannya supaya siswa-siswa yang setelah lulus
bisa mengikuti test dan bisa lulus di pergurun tinggi kedinasan seperti IPDN,
AKPOL,AKMIL, dan Kedokteran.
Sekolah model yang berada di
Kabupaten Kayong Utara menjadi sorotan masyarakat karena sangat mumpuni sebagai
wadah dan sekolah percontohan. Sekolah model tersebut beralamatkan di Jl.
Model, Desa Sutera Kec. Sukadana, Kab. Kayong Utara. Setelah terealisasi dan
berdiri pada tahun 2015 sekolah model mulai mengadakan proses belajar mengajar dengan
penanggung jawab Kepala SMAN 1 Sukadana dengan jumlah guru pendamping keseluruhan 26 guru dan yang aktif
berkecipung di sekolah model tersebut ada 9 guru pengajar " Masih menginduk SMAN 1 Sukadana".
Sebelum
Januari 2015 diadakan seleksi terbuka kepada seluruh siswa-siswa yang berada di
sekolah seluruh kabupaten untuk perwakilan. Syarat seleksi diambil dari
beberapa siswa yang memiliki potensi juara di sekolah dan tinggi badan yang
mempuni. Setelah syarat terpenuhi, siswa yang telah mewakili sekolah dikirim ke
kabupaten untuk melakukan tahap seleksi selanjutnya. Adapun seleksi diadakan dengan bertahap , tahap seleksi
pertama adalah test kesehatan. Tes kesehatan dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar potensi anak tersebut yang mana tes tersebut adalah test tinggi
badan, berat badan, test kesehatan mata, kesehatan telinga dan kesehatan kulit.
Tahap seleksi kedua adalah dihadapkan dengan beberapa soal psikotes untuk para
siswa yang mengikuti seleksi tersebut.
Pada
tanggal 11 Januari 2015 adalah awal proses belajar mengajar di sekolah model yang
memiliki 11 siswa. Siswa yang diperoleh dari data pada awal atau masa perintis
berjumlah 11 orang, 8 laki-laki dan 3 perempuan. Diantaranya dari kecamatan Seponti
ada tiga orang yaitu dari desa Podorukun Tarlis Saptono, dari Wonorejo Rendi Kristiami
Prayogi dan dari desa Seponti Jaya Desi. Dari kecamatan teluk batang satu orang,
kecamatan Simpang Hilir 3 orang dan kecamatan Sukadana 4 orang.
Beberapa
siswa mengaku dan menyatakan senang bisa menjadi siswa di kelas percontohan,
seperti yang didapat dari salah seorang siswa Tarlis Saptono mengatakan berada
di kelas model menyenangkan dan membanggakan. Keseluruhan siswa senang karena
dengan fasilitas yang cukup mewadai, yatu dengan bangunan gedung kelas baru.
Beberapa ruang kamar di asrama, seperti fasilitas yang disediakan untuk
menunjang kebutuhan seperti televisi, kulkas, kipas, setrika dan beberapa ruang
kamar mandi dan tidak ketinggalan buku-buku referensi siswa. Terlebih dari hal
itu yang membuat siswa senang adalah dengan adanya program tambahan wajib
seperti bimbel yang dilakukan seminggu lima kali.
Beberapa
proses pembelajaran di kelas model layaknya seperti kelas lain yang berada
disekolah –sekolah sekabupaten Kayong Utara. Akan tetapi sekolah model memiliki jadwal
lainnya, seperti hari senin paskibra, selasa latihan fisik, rabu english, kamis
pengembangan diri, dan hari jumat ekstra tambahan. Unik dan menariknya sekolah
percontohan memang dilarang membawa alat komunikasi, kalau bisa pun hanya hari
libur untuk menghubungi orang tuanya.
Hal
ini menarik diangkat karena harusnya masyarakat bisa mengetahui terutama pada
segi pemerintah yang mengadakan pendidikan gratis memang sangat luar biasa. Pendidikan
merupakan salah salah penunjang untuk sebuah perubahan yang akan lebih baik,
dengan sekolah model atau kelas percontohan tersebut akan menjadikan banyak hal
positif tentunya pada daerah setempat.
0 komentar:
Post a Comment