Salam persaudaraan dan kedamain bagi
kita semua yang masih diberi kesehatan dan kenikmatan oleh Tuhan. Beberapa kali
saya posting tulisan dan kali ini saya ingin berbagi cerita. Saya ambil dari
kisah saya sendiri yaitu pengalaman kerja, beberapa saya sajikan untuk pembaca
agar bisa menentukan pilihan hidupnya dan sekarang pilihan pekerjaan seperti
apa nantinya. Mungkin tulisan ini tidak sempurna, akan tetpi tulisan ini tidak
ada rekayasa, ini kisah pegalaman nyata pribadi saya.
Kehidupan
menyediakan beragam warna –warni pilihan, banyak pengalaman didalamnya yang
dialami semua manusia. Pengalaman manusia satu dengan manusia lain tentu berbeda
walaupun terkadang ada yang sama namun itu jarang sekali. Pengalaman adalah
guru terbesar dalam hidup, karena dengan sebuah pengalaman pastinya akan lebih
baik dan menjadikan hidup ini lebih berarti. Dalam kehidupan memang tidak
terlepas dari sebuah pengalaman, sebab pengalaman dapat memberi arti disetiap
pembelajaran yang akan kita dapat. Berawal dari pengalaman juga hidup kita
menjadi lebih berwarna dan bercahaya, pengalaman menuntun kita dalam sebuah
masa kejayaan dari mas suram kita. Pengalaman menentukan arah yang jelas dan
memberi semangat kita dalam arti luas sebagai pandangan hidup. Saya akan
berbagi pengalaman, berikut pengalaman kerja saya yang akan membuat pembaca
termotivasi dan tidak akan lagi menghambur-hamburkan uang demi kesenangan.
Pengalaman
ini nyata tanpa ada karangan ataupun fiksi hayalan semata. Pengalaman pertama
kerja yang dimulai bekerja bangunan sampai berdagang kemana-mana membuat saya
menghargai waktu dan uang. Sampai dengan masa kuliah saya selalu menghargai dua
hal tersebut, menarik untuk dibaca karena bahan belajar untuk kita semua.
Berikut beberapa pengalaman kerja saya yang mungkin berbeda dengan anda, dan
mungkin pengalaman anda lebih baik atau sebaliknya. Saya sajikan dengan
pengalaman pertama saya yaitu kerja dan berikut penjabarannya.
1.
Kerja
Bangunan
Kerja banguan adalah kerja berat menurut
saya, panas dan keringat pasti membasahi tubuh. Ketika kerja bangunan saya mulai dari kelas
tiga SMP setelah selesai ujian dan ada libur panjang. Saya bekerja separuh
waktu untuk mendapatkan uang saat kerja bangunan, kerja bangunan memang tidak mudah,
berat rasanya jika tidak ada komitment dan kemauan yang keras.
Saya kerja bangunan memang tidak
sepenuhnya, saya juga hanya bantu-bantu niatnya tetapi kerja ini adalah
pengalaman kerja pertama saya. Waktu itu saya kerja bangunan ikut dengan abang,
yang menggarap sebuah toko. Bekerja bangunan dengan ikut abang sendiri
terkadang menjadi sangat rikuh, karena selalu disuruh istrahat. Tapi hal itu
tidak membuat saya untuk selalu mengikutinya, saya selalu bilang iya akan tetapi
saya tetap melakukan kerja yang di tugaskan. Disinilah awal saya mulai kerja
dan mendapat uang hasil keringat sendiri, kalau tidak salah saya kerja selama
seminggu waktu itu dan dikasih upah 350 ribu.
Setelah pengalamn kerja pertama saya
lalui, pengalaman kerja di banguanan saya tidak terhenti di waktu itu saja.
Saya pulang dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas, setelah kerja pertamaku saya
ikut kembali ketika libur SMA semester ganjil. Saya pergi ke kota dan saya bekerja
disana untuk membuat sebuah rumah. Liburan kali ini waktu saya lebih panjang
bekrja yaitu selama dua minggu dan itu saya berpindah pindah sampai tiga kali,
karena diajak saudara abang kerumah di Celincing. Kerja pertama ikut abang dan
kedua ikut orang lain, saya bekerja tidak di Ketapang lagi melainkan keluar
yaitu di daerah Pagar Mentimun, disana saya tidur di sungai sembilang tempat
keluarga abang. Itu pengalaman berharga saya bisa tahu daerah diluar sana
pertama kalinya, dan yang paling mengesan kan setelah bekerja saya selalu
jelajah mengetahui daerah Pesaguan dan sekitarnya. Menakjubkan, bisa sampai sana
mungkin teman teman lain belum bisa melakukannya. Hal yang paling berharga lagi
dapat ilmu untuk menghargai waktu dan nominal uang. Bekerja dengan meneteskan
keringat sangatlah menyakitkan, akan tetapi setelah mendapat hasil sangat lega
dan plong rasanya. Oh iya, panjang lebar ngomong sampai lupa bahwa hasil kerja
bnagunan pertama yang saya dapat alhamdulilahh bisa saya gunakan untuk membeli
hp perta kali walau sebagian masih dibantu orang tua. Kerja bangunan di sana
saya bukan layaknya kerja orang tua yang sudah mahir, disana saya hanya membantu
abang mengaduk semen, mengangkat dan mengantar semen adukan. Tapi dahsyat
membuat tangan ada kapalnya, hehe. Selang dan waktu berjalan, pekerjaan hari
terakhir saya telah datang saya kembali ke Ketapang dan hari esok nya saya pulang
ke kampung. Karena sekolah pun sudah mulai masuk. Dan setah sampai disana hari
senin aku sudah mulai efektif belajar “ Sudah masuk SMA, alhamdulilah”.
2.
Kerja
Panen Padi (Buruh) dengan Upah Harian
Berbeda dengan pengalaman kerja pertama
saya, yang memanfaatkan dan mengisi hari libur. Pengalaman kerja kedua saya
adalah sering panen padi dengan mengandalkan bayaran harian. Pengalaman kerja
panen padi ini adalah kerjaan bandel, karena saya sering bolos untuk melakukan
panen padi ini yang selalu tidak bertepatan dengan waktu libur sekolah. Biasanya
bulan dua sampai tiga itu musim panen di desa, jadi saya sama teman kelas yang
bandel jarang masuk. Kejadian terkhir saya bolos sekolah adalah waktu itu musim
hujan dan jalan rusak parah memang sudah tak layak dilewati, itu di tr 8 pkt 4.
Pada waktu itu, pagi -pagi saya dan teman bolos saya berangkat bersama. Turun
dari sepeda karena jalan rusak membuat teman saya nyletup “eh balek ajalah
males aku”” ucapnya. Hati saya yang cukup kesal melihat jalan seperti itu dan
ucapan itu terdengar hangat ditelinga hasratpun nampaknya mengikuti dan saya
putuskan utuk pulang. Saya pun pulang dan itu tidak kerumah saya langsung lanjutkan
keladang bersama teman dan meminjam pakaian karena takut orang tua tahu. Pengalaman
kerja memanen padi ini beberapa waktu dan sering saya lakukan bersama teman
saya. Waktu terus bergulir, terakhir saya memanen dengan teman yang berbeda
dari sebelumnya. Kejadian yang ssnagat lucu dan mengesalkan menjadi pengalaman
perta kalinya dalam sejarah memanen padi orang. Ceritanya waktu itu percakapan
dengan pemilik rumah lokasi ladang, dan pemilik hanya mengasih gambaran tidak
mengantar ketempat. Oleh karena itu, saya dan teman saya dengan ciri ciri yang disampaikan
sama dengan apa sang saya lihat didepan mata tanpa berpikir panjang langsung
memanennya. Ala hasil salah, ketika pemilik ladang datang menyampaikan itu
bukan miliknya dan terpaksa kami mengulang untuk manen lagi. Singkat saja sampai sekarang dapat duduk di bangku
kuliah tidak pernah lagi manen padi diladang untuk kerja,
3.
Kerja
Nyemprot / Racun Rumput
Pengalaman
ini hanya saja tambahan tidak terlalu menggiurkan dan tidak pula saya lakukan.
Pengalaman kerja ini hanya beberapa kali saya lakukan karena kerja yang sangat
bernahaya maka saya putuskan untuk tidak melakukan lagi setelah yang ketiga
kalinya. Pengalaman kerja pertama saya
memang awalnya lucu, hanya disuruh tetangga untuk menyemprot halaman rumahnya. Pada
saat itu saya pun tertarik karena niat hati membantu juga, pada awalnya saya
tidak menganggap untuk dikerjakan tapi waktu itu dikasih upah. Waktu berjalan
dan hal yang tidak pernah terlintas dalam pikiran membuat saya kaget, saya
disuruh bekerja untuk menyemprot keladang. Mungkin dengan cara kerja saya yang
baik dan rapi pada awalnya mereka kecanduan menyuruh saya untuk melakukan lagi.
Tapi suruhan yang terakhirnya saya tolak selain memang berat juga berbahaya
bagi kesehatan.
4.
Kerja
Nebas Bibir Sungai
Pengalaman
kerja ini pengalaman kerja yang ekstrim juga menurut saya, karena beberapa kali
waktu itu saya kena sabatan alat tajam. Terakhir nebas waktu itu hujan-hujan
dan kaki tersambar alat tajam dan cukup parah. Kerja kali ini saya lakukan
semenjak kelas dua SMA, saya bersama rombongan desa mengerjakan ini untuk
membeli bangku umum untuk desa pada awalnya. Dan setelah itu saya sering diajak
lagi walaupun berbeda hanya beberapa orang saja, kerja ini memnag berat selain dihadapkan
dengan alat tajam juga penuh menguras tenaga. Kerja nebas bibir sungai ini
memang hasilnya cukup menggiurkan lumayan lah buat uang jajan dan saku. Pada
waktu itu beberapa kali saya melakukan pekerjaan ini dan pada ahirnya
pengalaman kerja nebas ini saya lakukan bersama temen dan hanya berdua. Banyak
yang bisa saya ambil dan pelajari dari sini, saatnya mulai tahu begitu berat
yang dirasakan orang tua namun begitu hebat mereka tidak mengeluh. Dari
pengalaman pengalaman sebelumnya dipengalaman ini saya menemukan arti yang dahsyat.
Saya memetik kesimpulan bahwa yang dilakukan orang tua tiap hari untuk
menghidupi anak-anaknya sungguh berat.
5.
Kerja
Proyek
Pengalaman
kerja proyek sangat menguntungkan, tetapi melelahkan karena berat rasanya untuk
kerja proyek perta kali sungguh berbeda dengan pengalaman kerja sebelumnya. Kerja
proyek, “haha layak nya sok iya ya”. Iya memng benar kerja proyek ini saya juga
pernah melakukan kalau tidak percaya lihat saja sendiri di jalan TR 3 paket 3, Podurukun. Waktu itu kerja proyek hanya kebagian 100 m
jadi sedikit, dan hanya cukup dua hari saya dan rombongan mengerjakannya. Tidak
banyak yang akan saya sampaikan kecuali kerja ini memang berat, tapi apa
salahnya kalau kita mencoba. Bicara hasil kerja proyek saya kasih bocoran,
program PMPN mengadakan pembangunan jalan dengan membuat jalan kapasitasnya 1,5
M untuk lebar dan panjang 2 Km. Dengan hitungan bayaran Rp. 20.000 permeternya
jadi tinggal kalikan saja Rp. 20.000 X 100 lumayan 2 juta dbagi lima orang 400 an. Apa tidak sangat
menggiurkan untuk kerja proyek ini, kalau masih mau silahkan. Kalau saya
pribadi udah tidak mau lagi lah, cukup pengalaman itu menjadi pelajaran.
6.
Kerja
di Pabrik Roti
Pengalaman
kerja roti, saya dapat setelah lulus SMA dan saya anggap tidak akan ada lagi
proses belajar bagi saya”Ucap dihati”. Tamat SMA saya mulai keluar kota yang lebih
jauh, saya kerja roti di Pontianak. Pikir pendek saya dengan keadaan sederhana
tidak akan bisa melanjutkan ke perguruan tinggi maka dari itu saya langsung
pergi mencari kerja. Namun pada kenyataannya, apa yang ada dipikiran saya tidak
sesui dengan kehendak takdir dari Tuhan. Tuhan memberikan saya sebuah hadiah
besar karena saya bisa melanjutkan keperguruan tinggi. Jadi waktu itu saya hanya
bekerja selama 2 bulan setelah dari SMA. Ceritanya seperti ini, “ Waktu itu
saya bekerja separuh waktu karena dari subuh sampai malam. Dan pekerjaan itu
gaji saya 1,2 juta cukuplah pikir saya buat kehidupan sendiri. Dalam proses
waktu berjalan banyak teman yang nelpon lulus di kampus ini, kampus itu dan
dalam hati sempat ngiri. Saat itu hampir pikir saya menjadi terus suram, pernah
waktu istrahat saya berpikir dengan kerja seperti ini gimana kedepan nantinya
ya, ucap hati kecil saya. Dari situlah bangkit semangat saya untuk melanjutkan
study, kebetulan waktu itu saya di telepon sama teman untuk mengikuti sebuah
tes beasiswa. Pada saat itu pula saya putuskan setelah mendapat gaji kedua saya
keluar dari kerja dan pulang ke kampung. Proses, waktu dan hari berjalan saya
bertemu dengan nasib baik saya, saya mengikuti tes beasiswa dan akhirnya
pengumuman dan saya LULUS. Hati saya
menangis bahagia dan mengucap syukur kepada Tuhan, saya lulus beasiswa ke
Malang dan saya mengambil jurusan di Ilmu Komunikasi. Setelah itu lah yang saya
alami selepas kerja roti dan begitu banyak yang saya dapatkan.
7.
Jadi
Kenek Mobil
Ceritanya libur semester ganjil saya
pulang dan bekerja menjadi kuli ikut mobil, disana saya bekerja mengangkut
pasir, semen, besi dan bahan bangunan lainnya. Malang nian nasib saya bekerja
tetapi kehilangan hp. Jangan deh yang ini, berat dan tidak seberapa. Bukan menjelekkan
tapi sebuah pengalaman untuk kita semua.
8.
Kerja
Dagang Roti
Pengalaman berdagang roti adalah
pengalaman yang saya dapat setelah masuk perguruan tinggi. Ceritanya waktu libur
semester genap saya pulang ke kampung halaman.Libur yang lumayan panjang membuat
saya dapat tawaran dari tetangga yang punya usaha dagang roti. Tidak panjang
lebar saya mikir untuk menerimanya, karena saya pasti dapat ilmu dan pengalaman
yang banyak nantinya. Tebakan saya tepat sekali dari kerja inilah semua ilmu dan pengalaman yang belum pernah ada saya
dapatkan. Jika bicara kerja memang tidak
ada yang enak sekalipun itu jutawan, karena tetap menguras tenaga dan juga
pasti otak. Semua terasa indah pekerjaan itu jika kita ikhlas mengerjakannya
karena sangat memiliki daya tarik masing masing. Kerja berdang roti saya alami
beberapa kali kareana libur cukup panjang, saya berdagang di daerah hulu Kayong
sampai Laur Kuning, saya bisa tahu daerah –daerah disana seperti Siduk, Tayap,
Sungai Kelik, Sandai dan banyak lagi yang saya datangi. Dalam bedagang hulu Ketapang
sepeti Sungai melayu, Riam Hulu, Riam Kota, Singkup, Kendawangan, Air Upas dan
tempat disekelilingnya. Jadi daerah hulu saya cukup tahu apalagi kota. Pengalam
itu lah pengalam terbesar saya, karena bis ajelajah kesegala arah.
Demikian
beberapa pengalaman kerja saya, dalam pengalaman yang saya sampaikan sedikit
tentang bagaimana rasa bekerja dan hasil yang didapatkan. Saya juga memetik arti begitu
penting pekerjaan itu untuk kita ambil sebagai jalan mencari nafkah. Bicara
hasil tidak perlu wah dan banyak, yang penting barokah dan benar cara
mendapatkan nya. Dari pada dengan kekayaan yang tidak benar yang akan
menjerumuskan kita juga nantinya maka lakukan lah yang terbaik hidup mu dan
untuk orang yang ada disekitarmu. Ada beberapa yang akan saya sampaiakan
terkait kesimpulan yang mungkin pembaca lebih tahu dan pasti sudah dapat
menyimpulkan nya sendiri. Memang hidup ini penuh realita, penuh canda tawa dan
kita lah aktornya. Kita tahu memang sebuah pekerjaan tidak ada yang mudah,
semua membutuhkan organ yang kita miliki. Akan tetapi semua pekerjaan itu akan
menjadi ringan jika kita bisa bersahabat dan kita benar –benar ikhlas dalam
menjalankanya. Untuk meraih sebuah kesuksesan bekerja, tentulah dengan
ketekunan dan kerja keras. Tidak terlepas dari hal itu doa juga penting karena
sebagai penyerahan iri kita kepada sang pencipta. Seberapapun gaji, seberapapun
berat ringan kita tetap yang terpenting harus halal dan barokah yang kita
dapat. Terimakasih dan semoga dapat memberikan gambaran dan manfaat bagi kita
semua, amin Assalamulaikum wr.wb
0 komentar:
Post a Comment