Thursday, November 3, 2016

Ketemu Cinta di Bus Kota

Aku niatkan hari itu untuk pergi kerumah kakak yang berada di Klaten, karena ada perlu keluarga. Aku sengaja naik bus karena tidak ingin merepotkan kakak jika harus menjemputku ke Yogyakarta. Laksana tidak ada sedikitpun beban dikaki ini, terasa ringan dan gembira melangkahkan ke terminal bus. 

Bus yang akan aku tumpangi ternyata masih sepi, tidak kusangka ada laki-laki tampan yang duduk di bangku bus paling depan. Mungkin itu jawaban dari kakiku yang melangkah tidak ada rasa beban berat itu.  Aku tidak tahu kenapa langsung duduk di sebalahmya,  serasa ada magnet dalam jiwaku setelah langkah kakiku memijakkan tangga bus itu. Semua seakan memanggil dan serasa menemukan kembali seorang pangeran setelah aku patah hati.

Namun hanyalah bayangan ku, setelah aku duduk di sebelahnya laki-laki itu hanya terdiam, tetapi senyum manisnya yang menyapaku. Walau hanya senyum terasa berdebar hati ini, andai aku mengenalnya.  Perjalanan berlalu kurang lebih 15 menit, karena aku fokus komunikasi dengan kakak tiba-tiba ponsel ku terjatuh. Aku yang kaget dan dengan sigapnya laki-laki tampan itu mengambilkan ponsel ku yang tepat jatuh dibawahnya.

Lanjut aku ucapkan terimakasih, sekalian aku menyapa dengan mengulurkan tangan memberitahu namaku pula kepada laki-laki tampan itu.  Sambutan yang membuat ku kagum suara kalem mengenalkan namanya kembali membuatku tersipu. Tapi apalah daya, mungkin hanya mimpiku bisa bersama dengan dirinya. 

Setengah perjalanan,setelah saling tahu nama laki-laki itu menanyakan tentangku dan aku pun gugup menjawab. Rasa tidak karuan membuat warna wajahku memerah, seperti ada rasa dengan dia. Melihat aku sendiri laki-laki itu menanyakan tujuan ku, dan aku jawab dan menanyakan kembali pertanyaan yang sama kepadanya. Nampaknya aku salah menggap dia cuek, dengan suara ramah rupanya laki-laki itu sangat peduli. 

Terlihat cokelat dan minuman digenggaman tangannya, dia menawarkan padaku karena aku malu aku menolakmya. Kedua kali laki-laki itu menawarkan cokelat dan minum padaku, tak kuasa aku menolaknya kembali. Aku pun mengambil septong cokelat yang digenggamnya, dan aku lanjut pembicaraan panjang lebar.

Percakapan pun lanjut sampai kemana-mana dan aku merasa senang, namun waktu perjalanan nampaknya akan memisahkan aku dengan laki-laki itu. Ternyata benar tidak lama kemudian kondektur bus mengetuk pintu dan menyebutkan tempat yang aku tuju. Akupun turun, dia memberikan secuil kertas padaku dan dia melambaikan tangan mengucap hati-hati pada ku. Setelah turun aku tersenyum-senyum sendiri, serasa beda dan aneh dengan diriku yang kosong ini.

Sesampai di rumah kakak aku buka kertas itu, ternyata berisikan nomer ponselnya. Karena aku sudah lebih bercakap-cakap banyak di dalam bus akupun tidak canggung lagi menghubunginya. Semakin hari semakin lama karena terus terjalin komunikasi, nampak serasa hidup lagi setelah merasakan kekosongan dan patah hati. Kini aku semangat dan kini aku mulai mengerti kasih saying sebenarnya tidak semata terjalin harus dengan pacaran.Aku niatkan hari itu untuk pergi kerumah kakak yang berada di Klaten, karena ada perlu keluarga. Aku sengaja naik bus karena tidak ingin merepotkan kakak jika harus menjemputku ke Yogyakarta. Laksana tidak ada sedikitpun beban dikaki ini, terasa ringan dan gembira melangkahkan ke terminal bus. 

Bus yang akan aku tumpangi ternyata masih sepi, tidak kusangka ada laki-laki tampan yang duduk di bangku bus paling depan. Mungkin itu jawaban dari kakiku yang melangkah tidak ada rasa beban berat itu.  Aku tidak tahu kenapa langsung duduk di sebalahmya,  serasa ada magnet dalam jiwaku setelah langkah kakiku memijakkan tangga bus itu. Semua seakan memanggil dan serasa menemukan kembali seorang pangeran setelah aku patah hati.

Namun hanyalah bayangan ku, setelah aku duduk di sebelahnya laki-laki itu hanya terdiam, tetapi senyum manisnya yang menyapaku. Walau hanya senyum terasa berdebar hati ini, andai aku mengenalnya.  Perjalanan berlalu kurang lebih 15 menit, karena aku fokus komunikasi dengan kakak tiba-tiba ponsel ku terjatuh. Aku yang kaget dan dengan sigapnya laki-laki tampan itu mengambilkan ponsel ku yang tepat jatuh dibawahnya.

Lanjut aku ucapkan terimakasih, sekalian aku menyapa dengan mengulurkan tangan memberitahu namaku pula kepada laki-laki tampan itu.  Sambutan yang membuat ku kagum suara kalem mengenalkan namanya kembali membuatku tersipu. Tapi apalah daya, mungkin hanya mimpiku bisa bersama dengan dirinya. 

Setengah perjalanan,setelah saling tahu nama laki-laki itu menanyakan tentangku dan aku pun gugup menjawab. Rasa tidak karuan membuat warna wajahku memerah, seperti ada rasa dengan dia. Melihat aku sendiri laki-laki itu menanyakan tujuan ku, dan aku jawab dan menanyakan kembali pertanyaan yang sama kepadanya. Nampaknya aku salah menggap dia cuek, dengan suara ramah rupanya laki-laki itu sangat peduli. 

Terlihat cokelat dan minuman digenggaman tangannya, dia menawarkan padaku karena aku malu aku menolakmya. Kedua kali laki-laki itu menawarkan cokelat dan minum padaku, tak kuasa aku menolaknya kembali. Aku pun mengambil septong cokelat yang digenggamnya, dan aku lanjut pembicaraan panjang lebar.

Percakapan pun lanjut sampai kemana-mana dan aku merasa senang, namun waktu perjalanan nampaknya akan memisahkan aku dengan laki-laki itu. Ternyata benar tidak lama kemudian kondektur bus mengetuk pintu danAku niatkan hari itu untuk pergi kerumah kakak yang berada di Klaten, karena ada perlu keluarga. Aku sengaja naik bus karena tidak ingin merepotkan kakak jika harus menjemputku ke Yogyakarta. Laksana tidak ada sedikitpun beban dikaki ini, terasa ringan dan gembira melangkahkan ke terminal bus. 

Bus yang akan aku tumpangi ternyata masih sepi, tidak kusangka ada laki-laki tampan yang duduk di bangku bus paling depan. Mungkin itu jawaban dari kakiku yang melangkah tidak ada rasa beban berat itu.  Aku tidak tahu kenapa langsung duduk di sebalahmya,  serasa ada magnet dalam jiwaku setelah langkah kakiku memijakkan tangga bus itu. Semua seakan memanggil dan serasa menemukan kembali seorang pangeran setelah aku patah hati.

Namun hanyalah bayangan ku, setelah aku duduk di sebelahnya laki-laki itu hanya terdiam, tetapi senyum manisnya yang menyapaku. Walau hanya senyum terasa berdebar hati ini, andai aku mengenalnya.  Perjalanan berlalu kurang lebih 15 menit, karena aku fokus komunikasi dengan kakak tiba-tiba ponsel ku terjatuh. Aku yang kaget dan dengan sigapnya laki-laki tampan itu mengambilkan ponsel ku yang tepat jatuh dibawahnya.

Lanjut aku ucapkan terimakasih, sekalian aku menyapa dengan mengulurkan tangan memberitahu namaku pula kepada laki-laki tampan itu.  Sambutan yang membuat ku kagum suara kalem mengenalkan namanya kembali membuatku tersipu. Tapi apalah daya, mungkin hanya mimpiku bisa bersama dengan dirinya. 

Setengah perjalanan,setelah saling tahu nama laki-laki itu menanyakan tentangku dan aku pun gugup menjawab. Rasa tidak karuan membuat warna wajahku memerah, seperti ada rasa dengan dia. Melihat aku sendiri laki-laki itu menanyakan tujuan ku, dan aku jawab dan menanyakan kembali pertanyaan yang sama kepadanya. Nampaknya aku salah menggap dia cuek, dengan suara ramah rupanya laki-laki itu sangat peduli. 

Terlihat cokelat dan minuman digenggaman tangannya, dia menawarkan padaku karena aku malu aku menolakmya. Kedua kali laki-laki itu menawarkan cokelat dan minum padaku, tak kuasa aku menolaknya kembali. Aku pun mengambil septong cokelat yang digenggamnya, dan aku lanjut pembicaraan panjang lebar.

Percakapan pun lanjut sampai kemana-mana dan aku merasa senang, namun waktu perjalanan nampaknya akan memisahkan aku dengan laki-laki itu. Ternyata benar tidak lama kemudian kondektur bus mengetuk pintu dan menyebutkan tempat yang aku tuju. Akupun turun, dia memberikan secuil kertas padaku dan dia melambaikan tangan mengucap hati-hati pada ku. Setelah turun aku tersenyum-senyum sendiri, serasa beda dan aneh dengan diriku yang kosong ini.

Sesampai di rumah kakak aku buka kertas itu, ternyata berisikan nomer ponselnya. Karena aku sudah lebih bercakap-cakap banyak di dalam bus akupun tidak canggung lagi menghubunginya. Semakin hari semakin lama karena terus terjalin komunikasi, nampak serasa hidup lagi setelah merasakan kekosongan dan patah hati. Kini aku semangat dan kini aku mulai mengerti kasih saying sebenarnya tidak semata terjalin harus dengan pacaran. menyebutkan tempat yang aku tuju. Akupun turun, dia memberikan secuil kertas padaku dan dia melambaikan tangan mengucap hati-hati pada ku. Setelah turun aku tersenyum-senyum sendiri, serasa beda dan aneh dengan diriku yang kosong ini.

Sesampai di rumah kakak aku buka kertas itu, ternyata berisikan nomer ponselnya. Karena aku sudah lebih bercakap-cakap banyak di dalam bus akupun tidak canggung lagi menghubunginya. Semakin hari semakin lama karena terus terjalin komunikasi, nampak serasa hidup lagi setelah merasakan kekosongan dan patah hati. Kini aku semangat dan kini aku mulai mengerti kasih saying sebenarnya tidak semata terjalin harus dengan pacaran.
Indonesia Sumbersekar, Dau, Malang, Jawa Timur, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com